TRIBUNNEWS COM, JAKARTA - Duet capres dan cawapres 2024 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) baru saja dideklarasikan.
Lalu seberapa besar duet ini bisa menarik suara NU untuk memilih Anies dan Cak Imin?
Berikut ulasan dari Survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) di bawah Denny JA seperti dikutip dari laman Facebooknya, Senin (4/9/2023):
Denny menuturkan bahwa data menunjukkan ternyata pemilik NU menyebar ke banyak partai.
Sehingga bukan hanya PKB.
Karena itu, PKB bukanlah partai yang paling favorit di kalangan pemilih NU.
"Ini datanya pemilih NU ke PKB hanya 11,6 persen saja," urai dia.
Justru kata dia, pemilih NU lebih banyak memilih partai banteng atau PDIP sebesar 21,9 persen.
Lalu juga pemilih NU ke partai Gerindra sebesar 13,6 persen.
"Sementara PKB (11,6 persen) urutan ke-3 dan tak terlalu jauh dengan Golkar," jelas dia.
Hanya selisih 0,4 persen dengan Golkar sebanyak 11,2 persen.
Lebih lanjut, Denny mengungkapkan alasan mengapa PKB yang lahir dari NU bukan partai favorit.
Menurut dia, sejarah konflik antara Abdurahman Wahid atau Gus Dur dengan Muhaimin Iskandar hingga saat ini tidak pernah terlupakan.
Ditambah lagi, kekecewaan anak Gus Dur Yenny Wahid yang sering kali menyebut bahwa PKB ayahnya telah direbut oleh Cak Imin.
Baca juga: Mayoritas PKB Dinilai Tak Pilih Cak Imin-Anies, PDIP Klaim Suara NU Bakal Deras ke Ganjar
"Ada satu momen saat itu seorang Gus Dur terlibat dalam konflik dan kekecewaan kepada Muhaimin Iskandar. Hingga sekarang riwayat kemarahan Gus Dur ini masih terus dihembus-hembuskan bahkan oleh Putrinya Yenny Wahid yang secara terbuka menyatakan oposisinya kepada Muhaimin Iskandar," tutur Denny.
Hal inilah yang menyebabkan pemilih NU tidak memfavoritkan PKB.
Namun, tentu saja pemilih NU tetap saja ada yang pendukung Cak Imin dan Anies Baswedan walau porsinya tidak banyak atai sedikit.
"Jangan lupa sebagian pemilih demokrat pergi secara signifikan memilih dari Anies Baswedan," kata dia.