TRIBUNNEWS.COM - Menteri BUMN, Erick Thohir, memberikan komentar terkait mantan Direktur Utama (Dirut) Pertamina, Karen Agustiawan, yang kembali ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
KPK mengungkapkan dugaan korupsi pengadaan Liquefied Natural Gas (LNG) atau gas alami cair di PT Pertamina (Persero) itu terjadi pada tahun 2011-2021.
Erick yang diberi amanah sebagai Menteri BUMN sejak 2019 lalu, menjelaskan tugas yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepadanya ialah untuk mentransformasikan badan usaha tersebut.
Sejak terpilih, Erick Thohir mengatakan harus ada program bersih-bersih di Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Baca juga: Erick Thohir Masuk Bursa Cawapres Ganjar dan Prabowo, Akui Punya Hubungan Baik dengan Semua Bacapres
"Saya tentu tidak mau mendiskreditkan siapa pun, tetapi sejak awal saya bilang bahwa ketika saya dipercaya, diberi amanah oleh Bapak Presiden sebagai pembantu beliau untuk mentransformasi BUMN, sejak awal saya bilang harus ada bersih-bersih BUMN," kata Erick Thohir, dikutip dari YouTube KompasTV, Rabu (20/9/2023).
"Program ini tidak hanya tadi secara karakter dengan pondasi akhlak, tetapi good corporate governance [tata kelola perusahaan yang baik]," tuturnya.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum PSSI itu menyoroti banyaknya kasus di BUMN sebelum kepemimpinannya pada 2019.
Guna mengatasi permasalahan itu, Erick mengatakan harus ada perbaikan sistem good corporate governance.
Erick menjamin BUMN di bawah kepemimpinannya benar-benar berusaha untuk menjaga sistem yang baik.
Ia kemudian merujuk soal bagaimana dirinya bekerja sebagai Ketua Umum PSSI. Kunci untuk menjaga struktur atau sistem adalah transparansi.
"Kalau kita lihat banyak sekali isu yang terjadi sebelum saya diberikan amanah, tetapi seperti yang tadi saya katakan yang namanya perbaikan sistem good corporate governance itu harus berlangsung," sambung Erick.
"Tapi saya bisa jamin, di zaman saya ini, saya berusaha benar-benar menjaga daripada struktur, sistem yang lebih baik dan transparan seperti yang saya lakukan di sepak bola, transparan," ujarnya.
Bagaimanapun, BUMN adalah badan usaha milik negara, sehingga uang yang dimilikinya merupakan punya rakyat, tegasnya.
Erick Thohir juga ingin memastikan bahwa BUMN harus bisa melayani dan hadir untuk rakyat.