"Saudara S2 ya?" tanya hakim.
"Iya, Magister Hukum," jawab Dindo.
"Iya, saudara kan tahu hukum, mana yang pantas dan tidak pantas kan gitu, selain itu saudara juga menjaga nama baik orang tua kan," ungkap hakim.
"Tadi awalnya saudara menjelaskan membeli sendiri tiket-tiket untuk perjalanan ke Jakarta, tiba-tiba saudara ditawari dari siapa?" tanya hakim.
Sekali lagi, hakim menanyakan kembali mengenai tiket pesawat tersebut, apakah benar ditawarkan dari Kementan atau memang Dindo yang meminta.
Sebab, kebiasaan tersebut dianggap buruk karena menurut hakim uangnya diduga berasal dari uang Kementan, artinya itu adalah uang negara.
"Awalnya mereka yang menawarkan, menjadi kebiasaan, jadi kami setiap mau berangkat harus melapor ke mereka," jelas Dindo.
"Jadi kebiasaan, tahu nggak saudara kebiasaan itu kebiasaan yang buruk," cecar hakim.
"Ya setelah ini saya tahu," kata Dindo.
"Kenapa saya harus bilang buruk, karena nggak mungkin diambil dari uang pribadi mereka, pasti diambil dari uang Kementerian, uang Kementerian itu uang negara, itu maksudnya," jelas hakim.
"Jadi, saudara merasa aji mumpung gitu? Ditawari begini, walaupun saudara mengatakan bahwa ini tidak benar, karena suadara master hukum," kata hakim.
"Karena kami menerima saja," papar Dindo.
"Saudara menerima dan menikmati, akhirnya kebiasaan?" tanya hakim.
"Iya," jawab Dindo.
- Dindo Akui Tak Tahu soal Renovasi Kamar