Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Indonesia (UI) Yahya Cholil Staquf menyoroti perlunya upaya untuk menekan biaya uang kuliah tunggal (UKT).
Hal ini disampaikan Yahya, dalam konferensi pers Penjaringan dan Penyaringan Calon Rektor Universitas Indonesia 2024-2029, di Fakultas Kedokteran UI Salemba, Jakarta Pusat, Selasa (25/6/2024).
Yahya mulanya mengatakan, Universitas Indonesia dituntut untuk meningkatkan ilmu pengetahuan.
Di sisi lain, dalam hal pengelolaan universitas itu sendiri, katanya, saat ini UI diterpa tuntutan yang lebih besar lagi terkait pembiayaan operasionalnya.
Karena itu, ia berharap, Rektor UI periode 2024-2029 memiliki kapasitas entrepreneurship yang dapat mendorong penggalangan sumber-sumber alternatif untuk menekan biaya UKT yang menjadi persoalan beberapa waktu terakhir.
"Belum lama ini ramai diperbincangkan tentang UKT, ya memang sulit untuk ditekan," ucap Yahya.
Baca juga: UI Buka Pendaftaran Calon Rektor Baru Mulai 14 Juli Hingga 3 Agustus 2024
"Itu berarti UI juga harus bertindak aktif untuk menggalang sumber-sumber alternatif yang bisa menekan UKT ini, sehingga saya kira ke delan kita juga butuh kapasitas entrepreneurship yang kuat di dalam pengelolaan UI ini," lanjut dia.
Terlebih, ia menyoroti tren universitas di beberapa negara maju yang cenderung mengarah kepada orientasi bisnis yang lebih kuat.
"Hampir semua negara, perguruan tinggi besar di negara-negara maju itu dikelola secara bisnis," katanya.
Baca juga: Kriminolog UI: Main Hakim Sendiri di Sukolilo Pati Dipicu Ketidakpuasan Terhadap Penegakan Hukum
Untuk diketahui, pendaftaran calon rektor baru UI baru akan dibuka, mulai 15 Juli-3 Agustus 2024.
Ia berharap, adanya animo besar dari masyarakat agar UI mendapatkan pemimpin terbaik nantinya.
"Sehingga, di samping kecakapan berakademik, intelektual, kita membutuhkan kepemimpinan universitas, entrepreneurship yang kuat juga di masa depan," ucap Yahya.