Kemudian, layer kedua merupakan kontrol terhadap aplikasi Wondr by BNI. Terakhir, layer teknologi security yang dilengkapi dengan sistem Artificial Inteligen (AI) hingga keamanan enkripsi data.
"Artificial Intelligence, pada saat kita melakukan liveness detection, bahwa memang bukan fake. lalu kita meng-adopt yang namanya multi-factor authentication. Jadi kita password ada, lalu kita ada mobile pin, yang agar men-translate dari password-nya yang ada," jelas Toto.
"Lalu keamanan apa lagi yang kita taruh? Ya seluruh faktor keamanan kayak NCC-nya, enkripsi datanya, lalu yang berkaitan dengan server-servernya, harus selalu istilahnya tidak bisa diakses sembarang orang, termasuk backup-nya. Jadi ini juga yang kita lakukan terhadap itu," sambungnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Royke Tumilaar menyatakan, BNI memastikan keamanan data melalui penguncian layer-layer dalam Supperapp Wondr by BNI. Artinya, tidak sembarang orang yang bisa membuka akses tersebut.
"Pintu-pintunya kita juga setiap hari lakukan kebolongan-kebolongan itu, kita uji semua, penetrasi test, segala macam. Itu jalan terus. Sekalian upgrade. Makanya investasi itu bukan cuma sistem aplikasi, tapi investasi paling mahal juga security-nya," jelas Royke.
"Jadi bikin aplikasi ini ada 40 surrounding yang harus dibangun. Itu termasuk security, segala macam security juga harus dibangun," imbuhnya menegaskan.