Sebab, kata dia, sejak sepekan terakhir hembusan angin cukup kencang yang merupakan angin baratan. Arah tiupan angin ini dari GAK memang menuju ke kawasan pesisir dan daratan.
"Mungkin saja terbawa oleh angin. Karena memang sepekan terakhir angin cukup kencang. Dan saat ini sudah mulai masuk angin baratan," ujarnya.
Andi mengatakan untuk aktivitas vulkanologi dari Gunung Anak Krakatau (GAK) sendiri masih berfluktuatif. Sejauh ini masih terjadi letusan kawah dengan lontaran debu/material setinggi 500 meter.
Berdasarkan data sampai pukul 24.00 WIB, Sabtu (17/11), magma VAR tercatat ada 202 kali letusan dengan amplitudo 52-58 mm dan durasi 31-182 detik.
Kemudian untuk hembusan ada 11 kali dengan amplitudo 17-28 mm dan durasi 16-61 detik.
Lalu vulkanik dangkal 8 kali dengan amplitudo 9-14 mm dan durasi 7-10 detik. Dan juga masih terjadi gempa tremor menerus (mikrotremor) dengan amplitudo 2-56 mm.
"Untuk ketinggin debu GAK teramati sekitar 30-500 meter dari kawah. Sedangkan pada malam hari dari CCTV teramati lontaran material pijar dengan ketinggian 100-200 meter," ujar Andi.
Sejauh ini untuk status GAK masih pada level II Waspada. Dimana para pengunjung dan nelayan dilarang mendekati kawah GAK dalam radius 2-3 kilometer.(Dedi Sutomo)
Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul Debu Letusan Gunung Anak Krakatau sampai ke Kota, Warga Pulau Sebesi Rasakan Debu Panas,