Bungsu dari empat bersaudara itu mengakui tidak terdapat firasat apapun sebelum kejadian naas itu menimpa kedua orang tuanya.
Bahkan dirinya sempat berbincang di kediamanya di Jalan Pemuda, Desa Aik Rayak, Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung sebelum ia berangkat kerja ke Manggar, Kabupaten Belitung Timur.
Pasca menyambut malam pergantian tahun, memang Ilpi beserta keluarganya sempat menghabiskan waktu untuk liburan.
Keluarga besarnya jalan-jalan ke destinasi wisata sekaligus berenang di kolam pemandian.
Oleh sebab itu, orang tuanya baru berangkat ke kebun pada Rabu (2/1/2019).
"Biasanya kan pergi setiap Senin, tapi kemarin habis jalan-jalan biasa tahun baru, jadi berangkatnya Rabu. Mungkin itu lah kenangan terakhir bersama orang tua," katanya.
Menurutnya kecurigaan keluarga mulai timbul ketika orang tuanya tak kunjung pulang pada Sabtu (5/1/2019). Sebab, tetangga mereka akan menggelar hajatan pada Minggu (6/1/2019).
Oleh sebab itu, kakak Ilpi mencoba menelpon orang tuanya namun nomor handphone sudah tidak aktif.
Meskipun demikian, lanjutnya, pihak keluarga tidak berpikir sampai pada kejadian tersebut, sembari terus berusaha menghubungi nomor handphone tersebut.
Akhirnya keluarga memutuskan untuk menghubungi dirinya meminta agar singgah di kebun mengecek kondisi orang tuanya.
"Saya telpon kalau pulang dari Manggar singgah di kebun dan saya sampai di kebun itu sekitar pukul 17.00 WIB hari Minggunya," kata Ilpi.
Setibanya di kebun perasaan Ilpi mulai tidak enak karena melihat kerubutan lalat dari dalam pondok. Ditambah aroma tidak sedap sepintas mulai tercium.
Ilpi kaget ketika membuka pintu pondok dan mendapati kedua orang tuanya sudah terbujur kaku bersimbah darah.
"Ya sudah curiga karena lalat sudah banyak di pondok itu. Memang pintu pondok agak terbuka sedikit," katanya.
Usai mendapati kejadian tersebut, Ilpi langsung menelpon keluarganya di rumah dan melaporkan kejadian itu kepada Polsek Membalong. (Pos Belitung, Dede Suhendar)