Malah informasinya, mereka masih berstatus pelajar SMA.
"Tindakan kami ini adalah preventif. Sebab, kami mendapat laporan dari para pemuda, bahwa sering melihat pasangan muda mudi keluar masuk rumah itu.
"Dari pada terjadi sesuatu yang tak diingin, kami melakukan tindakan ini. Dan, kami menyerahkan sepenuh kepada petugas atas kejadian ini," kata Imam Harimiadi, Lurah Bajang.
Karuan, saat dipergoki di dalam kamar, mereka terutama yang cewek langsung menangis ketakutan.
Selanjutnya, petang itu ketiga pasang ABG itu dibawa ke Polsek Talun.
Setelah identitasnya didata, mereka dipulangkan.
Baru besoknya atau Jumat (19/7/2019) pagi, mereka disuruh kembali dengan diantarkan orangtuanya masing-masing.
Karena mereka anak-anak, ya dikembalikan ke orangtuanya.
"Yang penting, orangtuanya sudah tahu kalau anaknya telah berada di rumah itu." kata AKBP Anisullah M Ridha, Kapolres Blitar.
Karena ada dugaan rumah itu telah disalahgunakan, Jumat (19/7/2019) pagi, petugas mendatanginya kembali.
Untuk menguatkan dugaan adanya tindakan pelanggaran, petugas mencari barang bukti.
Hasilnya, petugas menemukan banyak kondom bekas.
Itu berserahkan di mana-mana, di antaranya di bawah tempat tidur, di bawah jendela, di samping kiri kanan rumah, dll.
Kalau soal jumlahnya, petugas tak menghitungnya namun diperkirakan jumlah kondom yang ditemukan lebih dari 50 buah.
"Sepertinya, habis dipakai, langsung dibuang seenaknya. Sebab, itu berserahkan dan ada di mana-mana. Yang banyak, ditemukan bercampur tisu bekas, termasuk botol-botol bekas air mineral, juga dibuang di mana-mana," ujar petugas.
Dengan penemuan itu, maka petugas menduga rumah itu disalahgunakan atau diduga disewakan buat tempat mesum.
Apa buktinya?
Itu ditemukan tulisan tarif kamarnya, yang ditempelkan di ruang tamu atau di antara sekatan kamar-kamar dari triplek.
Tarifnya dibagi empat. Yakni, tipe C Rp 20.000, tipe C1 Rp 30.000, tipe B1 Rp 40.000, tipe A Rp 50.000.
Itu semua durasinya per tiga jam dan hanya buat hari Senin sampai Jumat.
Namun, khusus Sabtu dan Minggu, tarifnya beda, yakni per tipe kamar itu masing-masing naik Rp 10.000.
Yang membedakan tarif adalah fasilitasnya.
Meski kondisi kamarnya seadanya seperti itu, namun informasinya, ada kamar yang ada kipas anginnya dan tidak.
Untuk yang tanpa kipas angin, tarifnya Rp 20.000 per tiga jam.
Sedang, kamar yang fasilitannya terbaik di rumah itu Rp 50.000 sampai Rp 60.000 karena selain ada kipas anginnya juga kamar mandi dalam.
"Saya sebenarnya tak tahu kalau ada seperti ini. Malah, saya mengira, ini rumah kosong karena setahu saya, pemiliknya tak ada di sini," ujar Imam.
Begitu mencuat kasus ini, akhirnya petugas dengan dibantu warga menyelidinya siapa yang menyewakannya.
Informasinya, ternyata rumah itu diduga sudah delapan bulan ini dikontrakan ke ibu-ibu.
Namun, si ibu yang mengontrak itu, tak pernah menempatinya.
Terutama mereka berpasangan. Bahkan, malah yang sering terlihat itu, anak-anak ABG.
Anehnya lagi, yang menunggu rumah itu, tak terlihat orang tua, melainkan seorang anak yang diduga di bawah umur.
"Kami masih mengumpulkan bukti-bukti di rumah itu. Jika nanti, kami menemukan unsur adanya dugaan pelanggaran hukum, ya akan kami usut dengan tegas, terutama siapa yang menyewakan rumah itu," ujar Anis.
Jamil Mashadi, Sekretaris MUI Kabupaten Blitar, menyayangkan atas kejadian itu.
Padahal, pihaknya sudah mewanti-wanti para orangtua agar menjaga anaknya dari pergaulan bebas.
Begitu ke anak-anak khusus pelajar, MUI juga selalu membinanya.
Namun di luar perkiraannya, kok ada orang menyewakan rumah seperti itu.
"Kalau itu benar, maka orang yang berbisnis seperti ya harus ditindak. Sebab, ia telah menyediakan tempat buat maksiat," ungkap Jamil.
Berita ini telah tayang di suryamalang.com dengan judul Tumpukan Kondom Bekas & Pesta Mesum Kaum Pelajar, Ternyata Inilah Dalang dari Kemaksiatan di Blitar