Mendengar kabar gempa itu, Taufik langsung membeli ponsel baru dan bersama rekannya menggunakan sepeda motor menuju Cianjur, Jawa Barat.
Sehingga, handphone yang digunakannya saat ini disebut handphone bencana karena langsung digunakan saat dirinya bertugas di lokasi bencana.
Ia lantas menghubungi teman-temannya dan sudah banyak pesan masuk ke handphonenya soal kabar gempa Cianjur.
Relawan Pramuka Peduli ini langsung menuju Kwarcab Cianjur bergabung dengan relawan Pramuka lainnya pada Senin malam.
Selasa pagi, dia pun bergegas ke Pendopo Cianjur untuk melakukan pencarian orang hilang yang tertimbun reruntuhan di wilayah terdampak bergabung bersama tim SAR yang lain.
Hari pertama ia kebagian melakukan evakuasi di wilayah Desa Gasol, Cugenang.
Setibanya di Gasol dengan menggunakan sepeda motor, Taufik mendapat laporan ada warga yang tertimbun reruntuhan.
Namun, ia belum bisa berbuat banyak karena alat-alat untuk melakukan pencarian di puing-puing bangunan masih sangat minim.
Baca juga: Modal Nekat Jadi Upaya Indra Sanjaya Temukan Jasad Ayah yang Tertimbun Tanah Longsor di Cianjur
Akhirnya ia pun bergeser ke daerah Benjot pada siang harinya.
Di lokasi itu, ia pun mendapat informasi ada warga yang tertimbun reruntuhan.
"Siang geser ke Benjot di sana ada info seorang korban diduga tertimbun reruntuhan rumah," ujarnya saat berbincang dengan Tribunnews.com, Sabtu (27/11/2022) malam.
Kemudian ia bersama tim bergeser ke daerah Bulakan.
Di sana timnya dibagi dua kelompok, ada yang melakukan pencarian korban dan ada yang membersihkan puing rumah yang menutupi jalan, termasuk membuka akses jalan untuk ambulans yang tertutup bronjong ambruk.
"Ada juga benteng rumah ambruk ke jalan dan menghambat laju kendaraan, jadi kita bersihkan hingga akhirnya saya pulang magrib," katanya.