Apa sebenarnya yang terjadi pada Pilkada Wali Kota Blitar 2020 lalu sehingga membuat Samanhudi merasa perlu untuk membalas dendam?
Berikut penelusuran Tribun Jatim dan Surya terkait proses Pilkada Wali Kota Blitar 2020 yang sempat membuat hubungan Samanhudi dan Santoso menjadi renggang.
Hubungan Samanhudi & Santoso
Seperti diketahui, Samanhudi dan Santoso sebelumnya bermitra.
Ketika menjabat Wali Kota Blitar periode kedua pada 2016-2021, Samanhudi menggandeng Santoso sebagai wakilnya.
Santoso juga pernah menjabat Sekda Kota Blitar ketika Samanhudi menjabat sebagai Wali Kota Blitar periode pertama pada 2010-2015.
Ketika menjabat sebagai Wali Kota Blitar, banyak kebijakan Samanhudi yang langsung dirasakan masyarakat.
Dengan jargon APBD Pro Rakyat, Samanhudi membuat sejumlah kebijakan untuk masyarakat dan kebijakan yang paling menonjol, yaitu, sekolah gratis mulai TK sampai SMA dan bantuan beras sejahtera daerah.
Baca juga: Ditanya soal Motif Perampokan Rumah Dinas Wali Kota Blitar, Samanhudi Anwar Pilih Bungkam
Program sekolah gratis ini yang paling dirasakan oleh masyarakat.
Karena tidak hanya biayanya saja yang gratis, tapi pemerintah juga mencukupi perlengkapan sekolah kepada siswa secara gratis.
Tapi, jabatan Wali Kota Blitar Samanhudi di periode kedua tidak tuntas.
Di tengah perjalanan, Samanhudi tersandung kasus suap pembangunan gedung baru SMPN 3 Kota Blitar pada 2018 oleh KPK.
Ketika Samanhudi terjerat kasus suap oleh KPK, otomatis posisi Santoso--yang sebelumnya menjadi Wakil Wali Kota Blitar--naik menggantikan posisi Samanhudi, sebagai Wali Kota Blitar di sisa jabatan periode 2016-2021.
Kabar keretakan hubungan Samanhudi dan Santoso diduga terjadi ketika menjelang pelaksanaan Pilwali Kota Blitar 2020.