"Saya yakin kalau kita berbuat baik hasil baik, kalau berbuat jelek hasilnya juga menjadi jelek," kata Santoso," kata Santoso.
Santoso juga mengucapkan terima kasih kepada Polda Jatim dan Polres Blitar Kota yang telah bekerja keras mengungkap peristiwa perampokan di rumah dinasnya pada 12 Desember 2022 lalu.
"Pertama saya mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada Kapolda jatim, Direskrimum dan Kapolres Blitar Kota yang sudah bekerja keras, bekerja cerdas dan bekerja ikhlas. Yang artinya, peristiwa yang menimpa saya secara pribadi dan keluarga sedikit demi sedikit sudah terkuak," kata Santoso, Sabtu (28/1/2023).
Seperti diketahui, sampai sekarang Tim Polda Jatim terus mengembangkan peristiwa perampokan rumah dinas Wali Kota Blitar.
Masyarakat Diminta Tenang
Pasca penangkapan Samanhudi, Santoso berharap masyarakat semakin tenang dan tetap menjaga kondusifitas di Kota Blitar, apalagi saat ini menjelang pelaksanaan Pemilu 2024.
"Saya berharap situasi dan kondisi Kota Blitar tetap aman dan kondusif. Karena peristiwa yang menimpa saya dan keluarga, itu sudah ditangani secara profesional sesuai keahliannya oleh Polda Jatim dan jajarannya," ujarnya.
Santoso tetap bersabar dan berdoa semoga polisi dapat menguak peristiwa perampokan di rumah dinasnya.
Karena, menurutnya, masih ada dua pelaku yang belum tertangkap dan masih dalam pengejaran petugas, meskipun identitasnya sudah diketahui.
"Kami berdoa bisa terkuak secara gamblang, sehingga masyarakat Kota Blitar bisa menjalankan aktivitas sehari-hari dengan biasa lagi," katanya.
Kronologis Perampokan di Rumah Dinas Wali Kota
Aksi perampokan di Rumah Dinas Wali Kota Blitar di Jl Sudanco Supriyadi, Kota Blitar, Jawa Timur terjadi pada Senin (12/12/2022) dini hari.
Perampokan dilakukan oleh 4 sampai 5 pelaku.
Komplotan perampok itu berhasil membawa uang sebesar Rp 400 juta dan sejumlah perhiasan emas.
Dalam melakukan aksinya, para pelaku menyekap Wali Kota Blitar Santoso, istrinya Feti Wulandari dan tiga penjaga rumah yang merupakan anggota Satpol PP.
Para pelaku juga melakukan pengancaman dengan menggunakan senjata tajam.
Kapolres Blitar Kota AKBP Argowiyono mengatakan kasus perampokan terjadi pada Senin (12/12/2022) antara pukul 03.00 WIB sampai pukul 04.00 WIB.
Ia menduga pelaku berjumlah sekitar 4 sampai 5 orang masuk Rumah Dinas Wali Kota Blitar melalui pintu masuk sebelah barat.
Setelah berhasil masuk, para pelaku menyekap tiga penjaga yang berada di pos penjagaan.
Kemudian para pelaku langsung masuk ke dalam Rumah Dinas dan menyekap Wali Kota Blitar, Santoso dan istrinya yang berada di kamar.
Ketika masuk melalui pintu samping, para pelaku telah merusak beberapa kamera CCTV yang ada di Rumah Dinas Wali Kota Blitar.
"Beberapa kamera CCTV dirusak oleh pelaku. Pelaku masuk lewat pintu samping rumah dinas," ungkapnya dikutip dari TribunJatim.com.
Selain merusak kamera CCTV, pelaku juga membawa dekoder di lokasi kejadian.
Sebulan usai kasus perampokan, Satreskrim Polres Blitar Kota bekerja sama dengan Tim Gabungan Jatanras Polda Jatim menangkap 3 dari 5 pelaku perampokan Rumah Dinas Wali Kota Blitar.
Keiiga tersangka yaitu Mujiadi, Asmuri, dan Ali.
Sedangkan tersangka yang masih buron adalah Okky Suryadi dan Medy Afriyanto, keduanya berusia 35 tahun.
Kanit III Subdit III Jatanras Direskrimum Polda Jatim, Kompol Trie Sis Bintoro membenarkan penangkapan ini.
Samanhudi Tersangka
Kasus perampokan yang terjadi di rumah dinas Wali Kota Blitar, Santoso pada 12 Desember 2022 lalu ikut menyeret H Samanhudi Anwar.
Samanhudi Anwar adalah wali kota Blitar yang menjabat dua periode yakni 2010-2015 dan periode 2015-2020.
Terkini mantan wali kota Blitar itu diringkus Polda Jatim bersama Tim Jatanras Polres Blitar Kota saat sedang bermain futsal di lapangan futsal di Kota Blitar pada Jumat (27/1/2024) sore.
Samanhudi diduga sebagai otak pelaku perampokan di rumah dinas wali kota Blitar, Santoso.
Kini Samanhudi telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus kasus perampokan di Rumah Dinas Wali Kota Blitar yang terjadi pada 12 Desember 2022 lalu.
Sumber: (TribunJatim.com/Samsul Hadi) (Surya) (Tribunnews/wik)