News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Perampokan di Rumah Wali Kota Blitar

Momen Pilkada Wali Kota Blitar 2020, Inikah Pemicu Samanhudi Balas Dendam & Jadi Dalang Perampokan?

Penulis: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase Tribunnews: Apa sebenarnya yang terjadi pada Pilkada Wali Kota Blitar 2020 lalu sehingga membuat Samanhudi diduga balas dendam kepada Santoso dan menjadi otak pelaku perampokan di rumah dinas wali kota Blitar pada 12 Desember 2022 lalu?

Ketika itu, Samanhudi yang juga mantan Ketua DPC PDIP Kota Blitar mencalonkan anaknya, Henry Pradipta Anwar maju di Pilwali Kota Blitar 2020.

Bahkan, Henry sempat menggandeng Santoso daftar sebagai bakal calon Wali Kota dan bakal calon Wakil Wali Kota di kantor DPC PDIP Kota Blitar untuk mendapat rekomendasi maju di Pilwali Kota Blitar 2020.

Tapi, rekomendasi PDIP turun satu paket untuk Santoso sebagai calon Wali Kota dan Tjutjuk Sunario sebagai calon Wakil Wali Kota di Pilwali Kota Blitar 2020.

Putra Samanhudi, Henry kemudian menggandeng Yasin Hermanto yang diusung partai koalisi PKB, Partai Golkar, dan PKS untuk maju di Pilwali Kota Blitar 2020.

Baca juga: Mantan Wali Kota Blitar Samanhudi Rancang Aksi Perampokan di Dalam Lapas Selama Satu Tahun

Dalam Pilwali Kota Blitar 2020 hanya ada dua pasangan calon yang maju, yaitu, Santoso-Tjutjuk yang diusung PDIP koalisi dengan PPP, Partai Demokrat, Partai Gerindra, dan Partai Hanura dan Henry-Yasin Hermanto, yang diusung koalisi PKB, Partai Golkar, dan PKS.

Pasangan Santoto-Tjujuk akhirnya terpilih sebagai pemenang dalam kontestasi Pilwali Kota Blitar 2020.

Tanggapan Santoso soal Motif Balas Dendam

Saat ditanya apakah pelaksanaan Pilwali Kota Blitar 2020 itu yang menjadi pemicu dendam Samanhudi kepada Santoso, lagi-lagi Santoso menjawab dengan diplomatis.

"Saya tidak pernah berpikir seperti itu, dalam sebuah kompetisi (Pilwali) menang dan kalah hal yang wajar," kata Santoso saat ditanya wartawan, Sabtu (28/1/2023) soal adanya dugaan motif balas dendam maupun sakit hati dalam peristiwa perampokan di rumah dinasnya, akhir 2022 lalu.

"Kalaupun saya kalah, saya akan terima kekalahan itu. Itu adalah proses pada waktu itu, pada kenyataannya apa hasil dari Pilwali kemarin harus diterima," katanya.

Maka itu, Santoso tidak ingin berandai-andai soal motif dalam peristiwa perampokan di rumah dinasnya.

"Saya belum bisa memprediksi (soal motif), karena bertahap. Nanti pendalamannya dari Polda Jatim dan persidangan baru bisa dipastikan motifnya," ujarnya.

Santoso juga mengatakan dirinya tak pernah berpikir bahwa Samanhudi, mantan wali kota Blitar terlibat dalam aksi perampokan di rumah dinas wali kota diduga bermotif balas dendam.

"Saya tidak pernah berpikir seperti itu (dugaan motif balas dendam), saya tetap berpikir positif, bahwa kebenaran itu adalah segala-galanya," kata Santoso saat ditanya wartawan, Sabtu (28/1/2023).

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini