Dikatakan, setelah sampai di Gunung Wea mereka lihat masyarakat Paro juga mengungsi terdiri dari anak kecil hingga orang dewasa ke Kenyam.
"Saya mengucapkan terimakasih kepada TNI-Polri karena sudah bantu evakuasi," pungkasnya.
2 Hari Jalan Kaki
Menurut Kombes Faizal Ramadhani, awalnya masyarakat membawa para pekerja ke Distrik Kenyam dengan berjalan kaki.
Butuh berhari-hari untuk sampai ke Kenyam dengan jalan kaki.
Saat baru berjalan selama dua hari, ada komunikasi masuk antara masyarakat dengan aparat keamanan.
"Jadi memang awalnya mereka mau ke Kenyam berjalan kaki. Kalau ke Kenyam itu kan jaraknya sangat jauh dan saat itu kita takut mereka dikejar. Nah kalau dikejar dapat maka repot kita, karena Egianus biasanya bukan ngancam tapi dibuktikan oleh dia," tuturnya.
Aparat keamanan kemudian menjemput mereka di titik aman yang telah disepakati.
Diberitakan sebelumnya, KKB membakar pesawat Susi Air di Bandara Paro, Nduga, Papua Pegunungan Selasa (7/2/2023) pagi.
Founder Susi Air, Susi Pudjiastuti mengatakan pesawat PK-BVY mendarat di Lapangan Terbang Paro dalam keadaan selamat.
"Pesawat sudah dibakar, confirm landing baik bukan accident atau crash. Sedang dicari tahu kondisi pilot dan penumpang," katanya kepada Kompas.com, Selasa (8/2/2023).
Sementara Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen M Saleh Mustafa memastikan, Pilot Susi Air PK-BVY Philips Marthen (37) dibawa oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
"(Pilot) Dibawa oleh kelompok EK (Egianus Kogoya)," ujarnya melalui pesan singkat, Selasa.
Peristiwa pembakaran pesawat terkait dengan pengancaman yang dilakukan KKB terhadap 15 pekerja bangunan yang tengah membangun Puskesmas Paro pada Sabtu (4/2/2023).
Satgas Gabungan Operasi Damai Cartenz akhirnya berhasil mengevakuasi 15 pekerja tersebut ke Mimika pada Rabu (8/2/2023) sore.
Diolah dari artikel yang tayang di Tribun-Papua.com dengan judul KISAH Pekerja Puskesmas yang Dievakuasi dari Ancaman KKB, Jalan Kaki Hingga Makan Ular