Ivan mengaku mengetahui aturan mengenai larangan menggunakan helm saat bertransaksi di ATM.
Namun, ia beralasan tak ada logo larangan menggunakan helm di ATM tersebut.
"Iya tahu, tapi tadi tidak ada logonya, mungkin logonya di pintu."
"Memang kita lagi urgent lah, saya juga harus bantu bapak saya yang lagi koma sekarang," katanya.
Terkait adanya informasi yang mengatakan Ivan melakukan pemukulan di ruang tahanan Polsek Komodo, Ivans dengan tegas menyanggahnya.
"Nggak ada, hanya di depan situ saja (depan mesin ATM)," kilah Ivans.
Sementara itu, Wakapolres Manggarai Barat (Mabar), Kompol Budi Guna Putra, tak ingin mengomentari masalah ini.
"Nanti di Polres saja ya," ujar Budi, Rabu.
Pihak keluarga korban pun telah melaporkan kasus ini ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Manggarai, Rabu.
Maximus Jampu selaku ayah korban berujar, ia merasa sakit hati atas sikap arogansi Kapolsek Komodo.
Terlebih, polisi harusnya melindungan dan mengayomi masyarakat.
"Saya minta Kapolres Manggarai Barat tolong di urus seadil-adilnya sesuai hukum yang berlaku. Kita akan terus tempuh proses hukum," ujar Maximus.
Baca juga: Ditegur Masuk ATM Masih Pakai Helm, Kapolsek Komodo Emosi Aniaya Sekuriti Bank hingga Babak Belur
Kata Kapolres Mabar
AKBP Ari Satmoko selaku Kapolres Manggarai Barat mengatakan, kejadian antara Kapolsek Komodo dan petugas keamanan bank merupakan kesalahpahaman.
"Tentunya sebagai pimpinan di Polres Mabar saya menyayangkan. Upaya yang sedang kita lakukan dari Propam sedang proses mendalami," kata Ari, Rabu, dikutip dari Pos-Kupang.com.