Ia menilai, pelayanan yang diberikan suster tersebut sangat buruk.
"Saat itu saya ke sana pakai BPJS," ujar dia.
Masih disampaikan Tasrun, setiap perkataan dirinya bahkan tidak ditanggapi oleh suster tersebut.
Baca juga: Dugaan Malapraktik di RSUD Indramayu, Makam Ibu yang Meninggal usai Persalinan akan Dibongkar
Termasuk permintaan untuk operasi caesar karena kondisi Kartini yang sudah mengkhawatirkan.
Lebih pilunya lagi, ungkap Tasrun, suster tersebut juga membentak-bentak istrinya yang saat itu sedang kesakitan.
"Malah saya denger, istri saya itu dibentak. Katanya 'ibu jangan jerit-jerit terus dong'," ujar dia.
Perkataan suster itu membuat keluarga sakit hati dan kecewa hingga akhirnya keluarga melakukan siaran langsung di media sosial dan viral.
Keluarga juga melaporkan kejadian itu kepada polisi atas dugaan terjadinya malpraktik.
Suami Ikuti Kata Dokter
Kasus dugaan malapraktik hingga menyebabkan ibu dan bayinya meninggal saat persalinan di RSUD MA Sentot Patrol Indramayu terus bergulir.
Hari ini, makam Kartini (23), warga Desa Kertawinangun, Kecamatan Kandanghaur, Indramayu, dan bayinya itu dibongkar untuk dilakukan autopsi oleh polisi, Selasa (2/1/2024).
Baca juga: Ibu dan Bayi di Indramayu Tewas saat Persalinan, Dugaan Malapraktik Diselidiki, Pihak RS Kooperatif
Sejumlah fakta pun diungkap pihak keluarga dalam kasus meninggalnya Kartini yang dianggap ada kelalaian tersebut.
Tasrun (30), suami Kartini, mengatakan, saat persalinan itu ia datang berobat menggunakan BPJS.
Sebelum melahirkan, istrinya itu sempat diperiksa dahulu oleh dokter.