Dalam arahan Kapolsek Baito, Ia meminta kepada Rokiman agar mengatakan permintaan uang damai Rp 50 juta itu merupakan inisiatif dari pemerintan desa untuk menyelesaikan kasus ini.
"Padahal yang sebenarnya permintaan itu yang menyampaikan pak Kanit," katanya.
Sebelumnya, Kapolsek Baito, Iptu Muhammad Idris, yang ditemui TribunnewsSultra.com, enggan berkomentar terkait viralnya uang damai Rp50 juta di kasus guru Supriyani tersebut.
Baik saat ditemui di pelataran Pengadilan Negeri atau PN Andoolo, Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara, pada Senin (28/10/2024).
"Kalau mengenai itu (uang) saya tidak berkomentar," kata Iptu Idris sembari mengatupkan kedua jari jemari tangannya.
Demikian pula, saat ditemui di halaman Kantor Camat Baito, Kabupaten Konsel, beberapa jam setelahnya.
Saat ditanya mengenai uang damai tersebut, Iptu Idris lagi-lagi enggan berkomentar.
"Mohon maaf," kata Iptu Idris yang hanya meladeni pertanyaan terkait kasus dugaan 'teror' mobil dinas Camat Baito.
Saat ditanyakan lagi soal kabar uang damai itu, Iptu Idris langsung berlalu sembari mengangkat kedua tangannya menuju motor dinas kepolisian yang ditumpanginya.
Saat kembali dicecar, Iptu Idris langsung mengenakan helm dan naik ke atas motornya.
6 Polisi Diperiksa Polda Sultra
Kabid Propam Polda Sultra, Kombes Moch Sholeh mengatakan, pihaknya sudah memeriksa 6 polisi.
Kata dia, 6 polisi ini sudah dimintai keterangan Tim Intenal dibentuk Polda Sultra.
Mereka berasal dari Polsek Baito dan Polres Konawe Selatan.
"Dari Polres Konsel 3, Polsek Baito 3 personel. Sementara masih pendalaman," kata Moch Sholeh dikonfirmasi, pada Selasa (29/10/2024).