"Terus saya bilang kalau baju batik hari Rabu sama Kamis. Terus saya tanya lagi ke anaknya kamu luka karena apa, dia jawab jatuh di sawah."
"Saya tanya lagi mengenai lukanya, HP sudah ditarik oleh Pak Bowo," sambungnya.
Ditambahkan Lilis, saat kasus bergulir di Polsek Baito, ia sudah dimintai keterangan penyidik sebanyak tiga kali.
"Satu kali saya dimintai keterangan waktu masih Pak Jefri, kalau waktu Pak Amirudin, dua kali saya kasih keterangan," tutur Lilis.
Supriyani sendiri telah membantah melakukan penganiayaan terhadap D yang dituduhkan kepadanya.
Ia sudah menyampaikan hal itu saat dimintai keterangan oleh penyidik dari Polsek Baito, Kabupaten Konawe Selatan.
Sebab, orang tua murid berinisial D, yakni Aipda WH dan NF, melaporkannya ke polisi dengan tuduhan penganiayaan.
Mereka dituduh memukul murid berinisial D menggunakan sapu ijuk.
Tuduhan itu membuat Supriyani kaget karena merasa tak pernah melakukannya. Apalagi korban bukan muridnya.
"Demi Allah pak, saya tidak melakukan hal itu," ujar Supriyani dalam wawancara khusus di Youtube Tribunnews Sultra Official, Selasa (29/10/2024) lalu.
"Itu anak bukan muridku. Korban ada di kelas 1A. Saya mengajar di kelas 1B," lanjut Supriyani.
Supriyani pun menuturkan, kejadian dugaan penganiayaan terjadi pada Rabu (24/4/2024).
Sementara itu, ia mengaku di hari tersebut, dari pagi hingga jam pelajaran selesai berada di dalam kelas.
"Dan di kelas 1A pun juga begitu. Ada gurunya, Ibu Lilis, yang mengajar mulai pagi sampai jam pulang sekolah, ada di kelas," lanjut Supriyani.