Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banjir di sejumlah wilayah di Sukabumi Jawa Barat yang terjadi pada Selasa (3/12/2024) menimbulkan kerusakan yang sangat masif.
Banjir itu menyebabkan 10 orang tewas, sepuluh ribu lebih orang terdampak, hingga ratusan lainnya mengungsi.
Terkini Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengatakan terdapat 129 Kepala Keluarga (KK) terdampak yang harus direlokasi sementara karena rumah mereka hancur dan berada di lokasi yang rawan.
Selain itu, lanjut dia, sebanyak 2.500 jiwa yang terdampak bencana juga harus segera direlokasi untuk memastikan keselamatan mereka.
Ia mengatakan proses relokasi ini membutuhkan penataan lahan yang matang, baik dari lahan milik pemerintah maupun swasta.
Hal itu disampaikan Suharyanto saat menyambangi pos pengungsian di Desa Bantargadung, Kecamatan Bantargadung, Kabupaten Sukabumi pada Jumat (13/12/2024).
Baca juga: Satu Korban Tertimbun Longsor di Sukabumi Ditemukan, Ini Kata Tim SAR
"Kami sedang mengidentifikasi beberapa opsi lahan relokasi, baik yang berasal dari lahan milik pemerintah provinsi dan daerah, maupun lahan swasta yang akan dibeli oleh pemerintah," kata Suharyanto dalam Siaran Pers BNPB pada Sabtu (14/12/2024).
"Selain itu, kami juga akan membahas kemungkinan penggunaan lahan perhutani untuk relokasi warga terdampak bencana," sambungnya.
Suharyanto menjelaskan jalur transportasi ke wilayah terdampak bencana sudah terhubung dengan lebih baik, meskipun masih ada tantangan di beberapa lokasi.
Ia juga memastikan akan terus memantau pekembangan pemulihan infrastruktur dan akses menuju pos pengungsian.
"Kami terus memonitor perkembangan pemulihan infrastruktur, dan akses menuju pos pengungsian semakin lancar," kata dia.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mencatat berdasarkan laporan yang diterimanya sejumlah akses jalan di wilayah Sukabumi yang terdampak bencana mulai dapat dilalui kembali.
Ia mengatakan akses menuju lokasi Nanggerang dan Cijulang kini sudah dapat dilalui oleh kendaraan roda empat, sementara jalan menuju Panumbangan masih terbatas hanya dapat dilalui oleh kendaraan roda dua.