"Sudah lama diincar dan ikuti dan bisa jadi juga dilakukan oleh orang yang profesional karena melihat dari sisi penembakannya dia tahu titik vital seseorang," sambungnya.
Selain itu, Heri juga menduga pelaku dalam kasus ini lebih dari satu orang.
"Kalau yang mengeksekusinya itu satu orang tapi yang terlibat dalam proses penembakan itu lebih dari satu orang," bebernya.
Di sisi lain, Heri mengakui profesi pengacara seperti yang dilakukan oleh Rudi memang rawan menjadi korban tindakan kriminal.
Terkait kasus Rudi, dia sudah mengetahui bahwa korban tengah menyelidiki berbagai kasus sebelum tewas.
Heri menjelaskan kasus perdata yang turut ditangani Rudi memang sensitif dan beresiko akan kriminalisasi.
"Apalagi saya baca juga kasus yang paling banyak ditangani itu masalah perdata, itukan sensitif sekali, pidana juga sensitif," ucapnya.
Kronologi
Masih dikutip dari Tribun Timur, Rudi sebelum meregang nyawa tengah menangani kasus di Kota Watampone.
Setelah selesai, dirinya langsung pulang ke kampung halaman istrinya di Desa Pattukulimpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone.
Adapun Rudi tiba di kediaman istrinya tersebut pada Selasa sore.
Pada malam hari sebelum terjadi penembakan, Rudi masih sempat bercengkrama dengan keluarga.
Sebelum insiden itu terjadi, terdengar suara mobil yang berhenti di depan rumah korban.
Selang beberapa saat bunyi letusan senjata itu terdengar.
Hal tersebut diungkapkan Kasi Humas Polres Bone, Iptu Reyendra.