Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Rupiah Melemah, Habibie Teringat Krismon 1998

Mantan Presiden ketiga Republik Indonesia BJ Habibie berkomentar mengenai pelemahan nilai tukar rupiah saat ini.

Penulis: Srihandriatmo Malau
zoom-in Rupiah Melemah, Habibie Teringat Krismon 1998
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Seorang petugas memeriksa dan menghitung uang dollar AS yang ditukar salah seorang warga di Golden Money Changer, Jalan Otto Iskandardinata, Kota Bandung, Jumat (23/8/2013). Melemahnya nilai tukar rupiah yang mencapai Rp 11.000 per 1 dollar AS dimanfaatkan sejumlah masyarakat di Kota Bandung untuk mengambil keuntungan dengan menukarkan uang dollar AS mereka. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

TRIBUNNEWS.COM - Mantan Presiden ketiga Republik Indonesia BJ Habibie berkomentar mengenai pelemahan nilai tukar rupiah saat ini. Menurutnya, kondisi rupiah saat ini berbeda dengan krisis moneter 1998, momentum yang menaikkannya menjadi presiden setelah Soeharto mengundurkan diri.

"Saya tidak bisa mengambil kebijakan seperti 15 tahun lalu. Kalau tahun 1998 lalu, saya hadapi (pelemahan rupiah) ini dengan habis-habisan," kata Habibie saat ditemui di Gedung BPPT, Jakarta, Senin (26/8/2013).

Ia menambahkan, semua pihak harus bertanggung jawab terhadap pelemahan nilai tukar rupiah ini, baik pemerintah, DPR, maupun institusi terkait, terutama Bank Indonesia (BI). Ia mengharapkan rupiah bisa menjadi mata uang yang konstan dan dapat diprediksi pelemahan ataupun kenaikannya.

"Kita harus cermat, kita harus jadikan mata uang kita itu kualitasnya tinggi. Kualitas tinggi tidak hanya urusan nilainya, tapi juga harus konstan sehingga bisa diperhitungkan menjadi predictable," katanya.

Jika kondisi rupiah sulit diprediksi, hal tersebut akan menyebabkan inflasi dan akan mengganggu perekonomian domestik. Habibie tidak ingin bila rupiah menjadi mata uang yang dipermainkan sehingga kondisinya berfluktuasi. "Kalau tidak bisa diperhitungkan, itu seperti main gambling (judi) saja. Ini yang harus dihindari," kata mantan Menteri Riset dan Teknologi terlama tersebut.

Habibie ingin siapa pun tidak memanfaatkan pelemahan rupiah ini. Andaipun ada yang memanfaatkan untuk mengambil keuntungan, keuntungan tersebut harus digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Dengan demikian, lapangan kerja naik, pendapatan masyarakat meningkat, dan kesehatan masyarakat terjamin. Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah diperdagangkan di level Rp 10.841 per dolar AS, menguat tipis dibanding perdagangan akhir pekan lalu di level Rp 10.848 per dolar AS.

Berita Rekomendasi
Tags:
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas