Donald Trump Perintahkan Bunuh Jenderal Iran untuk Hentikan Perang, tetapi Nyatanya Tak Semudah Itu
Donald Trump Perintahkan Bunuh Jenderal Iran untuk Hentikan Perang, tetapi Nyatanya Tak Semudah Itu
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
Sementara lainnya, Pasukan Pengawal Revolusi Iran (IRGC), untuk melindungi revolusi agama negara itu.
Dan di antara IRGC, Quds adalah pasukan elit dari yang paling elit.
Anggotanya bisa berbicara berbagai bahasa.
Mereka adalah mata-mata, tentara, dan pakar teknis.
Dalam istilah Barat, mereka adalah hibrida dari Baret Hijau, pasukan komando SAS, dan operator Delta Force yang semuanya menyatu menjadi satu.
Soleimani adalah komandan mereka selama lebih dari 20 tahun.
Soleimani mempengaruhi Amerika, Arab, Israel, Inggris.
Dengan begitu, jelas Soleimani sangat ditentang Amerika.
Soleimani ingin menghancurkan Israel sendiri.
Ia menentang keseimbangan kekuasaan yang saat ini terjadi di Timur Tengah.
Seluruh hidupnya dicurahkan untuk menjatuhkan Amerika.
Washington paham betul akan eksitensi Soleimani.
Itu sebabnya Presiden Trump memerintahkan membunuh Soleimani dengan serangan drone.
Soleimani bertindak lebih banyak untuk menguasai wilayah daripada raja atau pangeran atau sultan atau presiden atau perdana menteri mana pun.
Soleimani menjadi kekuatan sejarah yang tidak berada di pihak Amerika.
Meski Soleimani telah tewas, Iran diprediksi tetap tidak akan mengubah ambisi mereka.
Namun, hilangnya Soleimani mungkin akan memperlamat strategi mereka.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)