Tindakan Militer AS Pertama di Bawah Perintah Biden Tuai Kritik
Otorisasi Presiden AS Joe Biden atas serangan udara militer di Suriah timur pada Kamis (25/2/2021) telah menuai kecaman di Timur Tengah.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
Suzanne Maloney, dari lembaga pemikir Brookings Institution, mengatakan serangan itu menunjukkan pemerintahan Biden dapat bernegosiasi dengan Iran mengenai kesepakatan nuklir sambil mendorong balik milisi yang didukungnya.
"Langkah yang bagu. Biden (pemerintahan) yang mendemonstrasikan AS dapat berjalan dan mengunyah permen karet pada saat yang bersamaan," katanya di Twitter.
Baca juga: Soal Pandemi, Anthony Fauci Berharap Hari Natal Bisa Kembali Normal, Sejalan dengan Target Biden
Sebelumnya, dalam serangan 15 Februari, roket menghantam pangkalan militer AS yang bertempat di Bandara Internasional Erbil di wilayah yang dikelola Kurdi.
Akibatnya, seorang kontraktor non-Amerika dan melukai sejumlah kontraktor Amerika dan seorang anggota layanan AS tewas.
Serangan lain menghantam pangkalan yang menampung pasukan AS di utara Baghdad beberapa hari kemudian, melukai setidaknya satu kontraktor.
Roket menghantam Zona Hijau Baghdad pada hari Senin, yang menampung kedutaan AS dan misi diplomatik lainnya.
Awal pekan ini, kelompok Kata'ib Hezbollah, salah satu kelompok milisi utama Irak yang berpihak pada Iran, membantah berperan dalam serangan roket tersebut.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.