Demo Besar & Mogok Massal Digelar di Israel, Serikat Buruh: Seluruh Ekonomi Israel Dimatikan Sehari
Ekonomi Israel akan di-shutdown atau dimatikan selama pemogokan besar-besaran.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Nanda Lusiana Saputri
“Meminta pengawas penggajian untuk menyampaikan arahan yang jelas bahwa pekerja yang tidak bekerja besok tidak akan dibayar,” kata Smotrich.
Smotrich menuding aksi mogok itu sebagai tindakan “politik”.
“Ketua Histadrut tidak akan dizinkan mengacaukan negara ini dan menggunakan pekerja sebagai senjata untuk mendorong opini politik mereka,” ujar dia.
Smotrich juga mengklaim aksi mogok massal itu tak mempunyai dasar hukum.
Dia meminta Jaksa Agung Gali Baharav-Miara untuk mengajukan permintaan darurat kepada pengadilan agar menghalangi aksi tersebut.
Dalam suratnya kepada Baharav-Miara, Smotrich menyebut aksi mogok akan memiliki dampak besar terhadap ekonomi Israel di tengah perang.
Unjuk rasa menjamur
Baca juga: Mogok Kerja Nasional Lumpuhkan Perekonomian Israel, Massa Marah Mau Goyang Netanyahu
Aksi unjuk rasa menjamur di Israel setelah Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menemukan enam warga Israel yang tewas saat disandera di Gaza selatan.
Keenamnya adalah Carmel Gat (40), Eden Yerushalmi (24), Hersh Goldberg-Polin (23), Alexander Lobanov (33), Almog Sarusi (27), dan Ori Danino (25). Mereka ditemukan di terowongan Gaza pada hari Sabtu lalu.
Berdasarkan hasil autopsi, Kementerian Kesehatan Israel mengklaim keenamnya ditembak dari jarak dekat.
Sementara itu, seorang pejabat senior Hamas bernama Izzat Al-Rishq menyalahkan Israel dan Amerika Serikat (AS) atas kematian keenam sandera.
Al-Rishq mengatakan para sandera akan tetap hidup apabila Israel menyetujui usulan gencatan yang sudah disepakati oleh Hamas bulan Juli lalu.
Menurut Forum Keluarga Sandera, dilaporkan akan ada aksi unjuk rasa besar-besaran di berbagai kota di Israel. Diperkirakan akan ada 500.000 orang yang turun ke jalan.
Dikutip dari Sky News, aksi itu bakal menjadi demonstrasi terbesar sejak perang di Gaza meletus tanggal 7 Oktober 2023.
Lebih dari 300.000 orang berada di ibu kota Israel, Tel Aviv. Di sana para pengunjuk rasa membawa peti mati untuk menyimbolkan sandera yang telah tewas.
Di samping itu, pengunjuk rasa menyalakan api di salah satu jalan utama di Tel Aviv sehingga lalu lintas terhenti.
Para demonstran dan pengkritik pemerintah Israel sudah menuding bahwa Netanyahu lebih memprioritaskan politik daripada upaya pembebasan sandera.
(Tribunnews/Febri)