Ngebet Serang Iran, Israel Malah Dilanda Masalah Gawat: Kehabisan Rudal Penangkis
Israel mulai kehabisan rudal penangkis atau interceptor missile pada sistem pertahanan udaranya.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Whiesa Daniswara
David’s Sling dirancang untuk menangkis rudal balistik jarak dekat, roket berkaliber besar, dan rudal penjelakah.
Berdasarkan informasi pada laman CSIS, sistem itu dikembangkan oleh Israel bersama dengan Amerika Serikat (AS).
David’s Sling berada pada lapisan tengah dalam sistem pertahanan berlapis milik Israel.
Diklaim bahwa David’s Sling dirancang untuk bisa menangkis rudal balistik dan rudal penjelajah dalam jarak jangkauan 40 hingga 300 km.
Sistem itu terdiri atas unit peluncuran rudal vertika, radar kendali ELM-2084, stasiun operator/manajemen, dan rudal Stunner untuk menangkis ancaman dari udara.
Stunner memiliki panjang 4,6 meter dan mampu menangkis target pada ketinggian hingga 15 km dan jarak jangkauan 40 hingga 300 km.
Baca juga: Bisnis Seret, Israel Curhat Ditinggal Para Turis Buntut Serangan Rudal Hizbullah
Rudal itu itu menggunakan bahan bakar padat dan mampu mencapai kecepatan hingga Mach 7,5.
Berbeda dengan rudal Tamir di Iron Dome, Stunner tidak memiliki hulu ledak. Stunner menangkis target dengan menghantamnya secara langsung.
Pertama kali Israel menggunakan David’s Sling ialah ketika militer Israel menghadapi dua rudal balistik jarak dekat OTR21 Tochka pada bulan Juli 2018.
3. Arrow
Arrow adalah sistem pertahanan udara di lapisan pertama.
Dikutip dari CNN, Arrow 2 menggunakan hulu ledak fragmentasi untuk menghancurkan rudal balistik di fase terminal.
Arrow 2 memiliki jangkauan 56 mil dan ketinggian maksimlam 32 mil.
Sistem ini disebut sebagai pemutakhiran dari sistem pertahanan Patriot buatan AS yang juga digunakan Israel.
Sementara itu, Arrow 3 menggunakan teknologi hit-to-kill untuk menangkis rudal balistik di langit sebelum rudal itu memasuki atmosfer dalam perjalanan menuju target.
(Tribunnews/Febri)