Pengamat Nilai Elektabilitas PAN Naik karena Gencar Lakukan Hal Ini
Burhanuddin menyebut PAN kian gencar melakukan sosialisasi setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan daftar calon legislatif tetap (DCT).
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Amanat Nasional (PAN) diprediksi kembali masuk DPR pada Pemilihan Legislatif 2024 berdasarkan hasil jajak pendapat dari Lembaga Survei Indonesia (LSI).
Dalam hasil survei LSI periode 18-20 September 2023, dukungan kepada PAN mencapai ambang batas parlemen (parliamentary threshold) 4 persen.
Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengatakan dirinya tidak mengetahui apa saja faktor yang mendorong peningkatan dukungan kepada PAN.
Namun, berdasarkan survei yang dilakukan pihaknya, kenaikan itu dipengaruhi masifnya sosialisasi PAN melalui berbagai kanal.
"Di data saya, faktor utama peningkatan adalah sosialisasi PAN. Jadi, kita punya pertanyaan, 'Dalam 1 bulan terakhir, partai-partai mana yang sering ibu/bapak lihat di koran, sosial media, spanduk, baliho?' Nah, PAN itu naik signifikan. Hanya kalah dibanding PDIP dan Gerindra," kata Burhanuddin dalam rilis survei LSI secara daring, Rabu (4/10/2023).
"Nah, apakah sosialisasi PAN ini memuat di antaranya jingle PAN yang viral itu? Mungkin saja, tetapi jignle PAN itu masuk ke dalam kategorisasi sosialisasi," sambungnya.
Burhanuddin menyebut PAN kian gencar melakukan sosialisasi setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan daftar calon legislatif tetap (DCT).
"Beberapa bulan sebelumnya, PAN biasanya sosialisasi rendah," ujarnya.
Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, sependapat dengan Burhanuddin. Ia berpendapat, faktor utama yang berkontribusi terhadap peningkatan dukungan kepada PAN adalah sosialisasi.
Dia berpendapat demikian lantaran efek ekor jas (coat-tail effect) atas tingginya kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinikmati PDIP.
Sekalipun bagian dari pendukung pemerintahan, asosiasi PAN dengan Jokowi tidak sekuat PDIP.
"Jokowi pun bukan dianggap tokoh yang representasi PAN. Apalagi, kalau kita ingat pada pemilu sebelumnya, PAN itu partai yang berkoalisi dengan lawannya Pak Jokowi. Jadi, kalau mau ikut atribusi dengan ketokohan Pak Jokowi tidak bisa," urainya.
"Maka, satu-satunya faktor yang memengaruhi peningkatan suara PAN adalah peningkatan faktor sosialisasi," sambungnya.