Pengamat Nilai Elektabilitas PAN Naik karena Gencar Lakukan Hal Ini
Burhanuddin menyebut PAN kian gencar melakukan sosialisasi setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan daftar calon legislatif tetap (DCT).
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Malvyandie Haryadi
Djayadi menambahkan, tokoh lokal juga bisa menjadi faktor yang turut menyumbangkan tingkat dukungan publik terhadap partai politik (parpol).
Terlebih, Pileg sejatinya adalah pertarungan domestik di daerah pemilihan (dapil). Namun, ia menilai, para tokoh lokal tersebut belum bergerak secara masif.
Faktor berikutnya yang bisa memengaruhi adalah faktor ketokohan di tingkat lokal. Menurut Djayadi, Pileg sejatinya adalah Pemilu lokal, di mana pertarungan sesungguhnya ada di dapil.
Jika sebuah partai di tingkat lokal meningkat gerakannya, kata dia, hal itu bisa membantu elektabilitas partai secara keseluruhan.
"Karena itu, faktor apa yang paling mungkin memengaruhi PAN? Ya, soal sosialisasi," tuturnya.
Menyangkut konsolidasi Muhammadiyah, Djayadi mengakui bahwa banyak anggota ormas Islam terbesar kedua di Indonesia tersebut memilih PAN.
Kendati begitu, ia mengingatkan bahwa karakteristik warga Muhammadiyah dalam memilih seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
"Cenderung baru menentukan di ujung-ujung, menjelang hari H Pemilu," jelasnya.
Dalam survei LSI, elektabilitas terbesar PAN disumbang pemilih dari Sumatra 7,1%, Jawa Tengah (Jateng) dan DIY 5,5%, dan Jawa Barat (Jabar) 5%. Namun, dukungan terbesar dari masyarakat perkotaan (5%) daripada pedesaan (2,9%).
Penelitian dilaksanakan dengan mewawancarai 1.206 responden yang telah memiliki hak pilih melalui sambungan telepon dan ditentukan dengan metode random digit dialing (RDD).
Adapun toleransi kesalahan (margin of error) sekitar 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%.
Berikut elektabilitas partai politik versi survei LSI 18-20 September 2023:
1. PDIP 23,4%
2. Partai Gerindra 15,7%
3. Partai Golkar 7,3%
4. PKB 5,8%
5. PKS 5%
6. Partai Demokrat 4,2%
7. Partai NasDem 4,1%
8. PAN 4%
9. Partai Perindo 2,6%
10. PPP 2,4%
11. PSI 1,1%
12. Partai Ummat 1%
13. Partai Hanura 0,5%
14. PKN 0,4%
15. PBB 0,3%
16. Partai Gelora 0,2%
17. Partai Garuda 0,2%
18. Partai Buruh 0,1%
19. Tidak tahu/tidak menjawab 21,5%