Yenny Wahid Dukung Ganjar-Mahfud, Suaminya Masuk TKN Prabowo-Gibran, Ini Sosok Mereka
Yenny Wahid dan suaminya, Dhohir Farisi berbeda pilihan di Pilpres 2024. Yenni dukung Ganjar-Mahfud, Dhohir ke Prabowo-Gibran. Ini sosok mereka.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Nuryanti
Pada 31 Januari 2023, ia bergabung menjadi kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada perayaan ulang tahun ke-8 PSI di Jakarta.
Baca juga: Dhohir Farisi, Suami Yenny Wahid Masuk Jadi TKN Prabowo-Gibran Bersama Ridwan Kamil
Kisah Cinta Yenny Wahid dan Dhohir Farisi
Kisah percintaan Yenny Wahid dan Dhohir Farisi terbilang cepat.
Tak butuh waktu lama bagi Yenny dan Faris sejak pertama kali bertemu untuk berkenalan hingga akhirnya memutuskan untuk menikah.
Menurut Tien Santoso, penata rias Yenny saat menikah, keduanya berkenalan saat menghadiri kampanye Partai Gerindra di Surabaya, Maret 2009.
Kampanye itu dihadiri Gus Dur bersama Yenny. Saat kampanye berlangsung, datang massa Gus Dur dan ingin bersalaman dengan Gus Dur.
Yenny yang selalu berdekatan dengan ayahnya sempat terdorong oleh massa.
Untung Yenny mendapat pertolongan dari Faris sehingga tidak sampai terjatuh.
Namun, Yenny dan Faris belum sempat berkenalan setelah kejadian itu.
Seusai kampanye di Surabaya, keduanya mengaku sama-sama penasaran dan mencari nomor handphone masing-masing.
Begitu perjuangan berakhir dan mendapatkan nomor handphone, keduanya saling menelepon.
Sayangnya, mereka saling tidak mengangkat teleponnya karena kesibukan pekerjaan.
Yenny lantas mengirimkan pesan pendek kepada Faris dan memperkenalkan diri.
Gayung bersambut, Yenny dan Faris saling menelepon satu sama lain setelah itu.
Hingga akhirnya, keduanya memutuskan bertemu, meski alasan pertemuannya semula hanya membicarakan persoalan politik sebagai 'modus.'
Hubungan mereka berlanjut hingga akhirnya keduanya memutuskan untuk menikah.
Saat menikah, Faris menyerahkan maskawin berupa sapi sebanyak 40 ekor dan perhiasan untuk Yenny.
Ada alasan tersendiri kenapa Faris memilih sapi sebagai maskawin.
"Sapi itu menunjukkan kekayaan kita. Sapi adalah hasil pertanian atau agrobisnis," ujar Faris dalam konferensi pers, di kediaman Gus Dur, Ciganjur, Kamis (15/10/2009).
Menurut Faris, jika setiap mempelai pria memberikan sapi sebagai maskawinnya, maka Indonesia tidak perlu mengimpor daging sapi.
Menurut Yenny, maskawin sapi itu adalah tradisi lama.
Para pendahulu juga menggunakan sapi sebagai mahar.
Pelestarian budaya tersebut yang ingin dilakukan keduanya.
Saat Faris mengutarakan keinginannya tersebut, Yenny sempat merasa heran dan terdiam beberapa saat.
Pasalnya hal itu bukanlah suatu hal yang wajar.
"Tapi saya segera mengiyakan, karena itu membedakan Mas Faris berbeda dengan pria lainnya," ujar Yenny seraya tersipu.
Sementara itu, seorang kerabat Yenny menuturkan, Faris memilih sapi asal Probolinggo sebagai maskawin karena filosofinya memperbanyak keturunan di kemudian hari.
Bahkan setelah menikah, keduanya berencana membuat peternakan sapi.
(Tribunnews.com/Sri Juliati) (Kompas.com)