Media Jadi Kunci Penting Atas Pemberitaan Hasil Lembaga Survei di Tahapan Pemilu
Adi menekankan, peran media dalam menghasilkan kualitas pemberitaan hasil survei adalah hal penting.
Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Media dinilai punya peran penting untuk menyampaikan hasil survei di tengah masa pemilu.
Hal ini lantaran di tengah menjamurnya lembaga survei, alih-alih menjadi acuan, publik justru kebingungan atas banyaknya hasil survei yang beredar.
Hal ini disampaikan oleh pengamat sekaligus Kepala Pusat Studi Komunikasi Media dan Budaya Universitas Padjadjaran Kunto Adi Wibowo dalam diskusi bertajuk Kritis Membaca Survei Politik yang diadakan oleh Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) secara daring, Jumat (15/12/2023).
Adi menekankan, peran media dalam menghasilkan kualitas pemberitaan hasil survei adalah hal penting.
Publik, lanjutnya, biasanya menerima hasil survei langsung dari pemberitaan yang mereka dapat. Sangat jarang ada masyarakat yang turut mengikuti secara langsung perilisan hasil survei.
“Jadi menurut saya perlu kualitas pemberitaan hasil survei karena pada akhirnya publik mendapatkan hasil survei itu tidak langsung dari lembaga surveinya,” ujar Adi.
“Berapa orang sih yang nonton rilisnya SMRC atau Indikator, misalnya. Mereka mendapatkan hasil survei itu dari media. Jadi menurut saya faktor kunci wartawan dan media di sini jadi penting,” sambungnya.
Adi sendiri menyebut dirinya sudah menjadi bagian dari lembaga survei selama lima tahun terakhir dan baru sana mengundurkan diri pertengahan tahun ini.
Dalam pengalamannya menjadi bagian dari lembaga survei, ia juga menyayangkan pihak media yang juga tidak kritis dalam menerima hasil lembaga survei.
Padahal harusnya, wartawan dalam hal ini punya daya tawar untuk juga mempertanyakan lebih mendalam terkait hasil maupun lembaga survei itu sendiri, seperti misalnya ihwal sumber dana lembaga survei.
“Wartawan punya bargain itu karena ketika lembaga survei mengirimkan rilisnya ke media, mereka kan ingin dimuat, ingin jadi public opinion. Harusnya posisi tawar itu tidak boleh hilang,” jelasnya.
“Selama saya jadi direktur lembaga survei hanya beberapa media yang menanyai saya secara kritis. Ketika mereka mendapatkan hasil survei dari saya, mereka menelepon saya dan mengonfirmasi beberapa hal sampe hal yang detail,” Adi menambahkan.