Cerita Hunting Foto di Ranu Manduro 'Feeling Good', Disambut Hujan dan Petir hingga Rela Bermalam
Demi mengobati rasa penasaran, pemuda asal Solo rela mengunjungi Ranu Manduro, Mojokerto. Lengkap bawa alat untuk mengabadikan, ia rela bermalam.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Miftah
"Ada papan dilarang masuk kawasan," ungkap Ardhy.
Dilansir Surya.co.id, penutupan kawasan tersebut dilakukan oleh pemilik lahan, PT Wira Bumi.
Ranu Manduro bahkan disebut sudah ditutup untuk umum sejak Jumat (28/2/2020) pekan lalu.
Hal itu dibenarkan oleh Kepala Desa Manduro Manggung Gajah, Eka Dwi Firmansyah.
"Iya ditutup (PT Wira Bumi, Red)," ujarnya singkat.
Jalur masuk kawasan tersebut pun telah dipasangi papan peringatan.
"Dilarang keras wilayah pertambangan tanpa izin," bunyi pengumuman tersebut.
Diketahui, kawasan tersebut adalah bekas tambang pasir batu (sirtu).
Akan tetapi, hingga Minggu (1/3/2020) Ranu Manduro masih dijejali masyarakat.
Baca: Potret Bayi Lahir Cemberut Seolah Kesal Dikeluarkan Viral, Dokter Berusaha Membuatnya Menangis
Alasan Penutupan
Sementara itu belum ada keterangan resmi dari pemilik lahan terkait penutupan kawasan Ranu Manduro.
Penutupan berselang satu hari setelah tim Divisi Pariwisata dari Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Mojokerto meninjau langsung ke lokasi, Kamis (27/2/2020).
Kepala Dipaspora Kabupaten Mojokerto, Amat Susilo menjelaskan bahwa Pemkab Mojokerto bukan yang menutup kawasan Ranu Manduro tersebut.
"Itu bukan dari Pemkab Mojokerto keliatannya (Penutupan, Red) yang punya lahan," jelasnya.
Ia mengatakan, dari hasil kajian di lapangan pihaknya memastikan bahwa lahan Ranu Manduro ini merupakan milik perusahaan swasta.
"Iya mas itu ternyata lahan milik swasta kalau dijadikan tempat wisata ya terserah saja namun agar segera diurus perizinannya," terangnya.
(Tribunnews.com/Wahyu GP) (Surya.co.id/Alif Nur Fitri Pratiwi)