Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Suciwati Soroti Mundurnya Demokrasi dan Penegakan HAM di Tanah Air

Dia melihat, kondisi tersebut menunjukkan bahwa hari ini negara ini tidak baik-baik saja.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Suciwati Soroti Mundurnya Demokrasi dan Penegakan HAM di Tanah Air
Ist
Diskusi Publik "Pemilu dan HAM: Kemunduran Demokrasi dan Matinya Hak Asasi Manusia" yang berlangsung di Cafe Sadjoe, Rabu, 17 Januari 2024. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Istri aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Munir Said Thalib, Suciwati, menyoroti mundurnya demokrasi dan penegakan HAM di Tanah Air.

Dia melihat, kondisi tersebut menunjukkan bahwa hari ini negara ini tidak baik-baik saja.

Hal itu disampaikannya dalam diskusi publik bertajuk "Pemilu dan HAM: Kemunduran Demokrasi dan Matinya Hak Asasi Manusia", di Kafe Sadjoe, Jakarta, Rabu (17/1/2024) kemarin.

"Hari ini pejabatnya terus-menerus memberikan penindasan, hari ini ketika kita berpendapat langsung bisa dipolisikan sementara buzzer yang memutarbalikkan fakta, memfitnah, justru dibiarkan," ujar Suciwati.

"Karena itu memang dipelihara oleh kekuasaan dan tentu saja dalam pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) ini kemunduran hak asasi manusia terjadi dengan sangat luar biasa," imbuhnya.

Suciwati juga mengkritik bagaimana orang-orang yang dulu berteriak paling kencang soal HAM, tapi hari ini dia menjual adab dan moralnya.

Berita Rekomendasi

Belum lagi sikap pemerintah yang menurutnya seolah-olah menormalisasi kejahatan masa lalu dengan tidak dibawa ke pengadilan.

"Kalaupun ada pengadilan HAM, jaksanya justru dipakai untuk melemahkan dakwaannya, hakimnya yang enggak mengerti hak asasi manusia sehingga kemudian yang terjadi korbannya terus-menerus tidak mendapatkan keadilan. Jadi apa yang terjadi, bebas penjahatnya dan mereka senang tentu saja," ucap dia.

Lebih lanjut, Suciwati merasa marah dan kecewa mengetahui video wawancara Munir dengan Fadli Zon, yang disalahgunakan oleh salah satu tim kontestan pilpres, terkait pelanggaran HAM masa lalu.

"Mereka memotong banyak hal dalam video tersebut, padahal Cak Munir mengatakan bahwa dia mendorong ada pengadilan yang terbuka," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas