TNI AD Bantu Petani Garap 15 Hektar Lahan Tidur, Kini Panen Raya Padi Capai 10 Ton Per Hektar
Setelah masa tanam 4 bulan, akhirnya dilakukan panen raya padi di lahan seluas 15 hektar. Mereka memanen 8,5-10 ton per hektar.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Dewi Agustina
Kelompok ini turut menggandeng IPB dan beberapa pihak memanfaatkan alat canggih untuk produksi.
Seperti menggunakan drone untuk menyebarkan pupuk, traktor mini untuk menanam bibit, juga mesin penggiling sehingga gabah bisa langsung menjadi beras.
Untuk pompanisasi dan pengairan juga langsung di-support oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bandung.
Usaha Tinton, Jerry dan semua pihak yang terlibat berbuah hasil.
Setelah masa tanam 4 bulan, akhirnya jajaran Kodam III Siliwangi, Kodim 0624 Kabupaten Bandung, JHL Foundation, Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Perwakilan Bang Bara dan kelompok tani setempat menggelar panen raya.
Hasil panennya pun meningkat drastis.
Bila sebelumnya lahan di Kecamatan Pameungpeuk ini hanya bisa menghasilkan 2-4 ton beras.
Dalam panen raya kali ini mereka memanen 8,5-10 ton per hektar.
"Hasilnya luar biasa hampir 4 kali lipat. Ini juga melampaui produksi rata-rata nasional," kata Jerry.
Biaya penggunaan pupuk juga bisa ditekan dengan menggunakan pupuk organik Bang Bara.
Normalnya dalam proses tanam hingga panen, petani membutuhkan Rp 4 juta per hektar untuk pupuk.
Sedangkan dengan menggunakan pupuk Bang Bara petani hanya butuh Rp 1,5 juta per hektar sampai panen.
"Tentu saja ini sangat menguntungkan petani. Ongkos produksinya bisa ditekan, tapi hasilnya jauh lebih banyak," imbuh Jerry.
Jawa Barat adalah salah satu daerah pemasok terbesar produksi beras nasional.
Berdasarkan data BPS, pada tahun 2023 Jawa Barat bisa menghasilkan 9,1 juta ton gabah kering giling.
Dimana saat itu produksi beras nasional per tahun adalah 31 juta ton beras.