Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Samsuni Korbankan Nyawa Demi Anak Bungsu, Suhaimi Mendadak Yatim-piatu

Samsuni (50) rela mengorbankan nyawa demi sang anak bungsunya, Suhaimi (8).

Editor: Domu D. Ambarita
zoom-in Samsuni Korbankan Nyawa Demi Anak Bungsu, Suhaimi Mendadak Yatim-piatu
banjarmasinpost.co.id/mustain khaitami
Tim penyelamat menyisir sungai mecari korban tenggelam Feri Panamas di Sungai Kapuas, Rabu (30/7/2014.) banjarmasinpost.co.id/mustain khaitami 

TRIBUNNEWS.COM, PELAIHARI- Tragedi tenggelamnya perahu atau feri penyeberangan antarkampung di Sungai Kapuas, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, Selasa (20/7/2014) pagi, menyisakan banyak kisah sedih. Seperti yang terjadi pada keluarga Samsuni (50). Demi sang anak, Suhaimi (8), dia rela mengorbankan nyawa.

Suhaimi kini harus hidup sebatang kara. Selain sang ayah, ibu dan kakaknya, Rusna Yulia (44) dan Yuliani (20) juga mengembuskan napas akibat peristiwa tragis yang terjadi pada saat hari kedua Idulfitri 1435 H itu.

Saat feri yang kelebihan muatan --diisi sekitar 70 orang dari kapasitas 20-30 orang dan 25 unit dari kapasitas 15 unit sepeda motor– oleng lalu karam sungai selebar hampir satu kilometer itu, Samsuni langsung meraih dan mengangkat Suhaimi ke atas permukaan air.

Sembari terus berenang, dia rela menjadi penopang tubuh sang anak agar tidak tenggelam. Namun, upaya itu berujung tragis. Saat Suhaimi diraih oleh warga yang menumpang kelotok atau perahu, Samsuni justru tenggelam karena lemas.

“Ulun (saya) dijunjung ayah,” ucap Suhaimi melalui sang paman, Rahmatullah kepada Banjarmasin Post, Tribunnews.com Network, Rabu (30/7/2014).

Kemarin, jenazah Samsuni, Rusna dan Yuliani yang masih kuliah di STIKes Muhammadiyah Banjarmasin, dimakamkan dalam suasana penuh keharuan di TPU Muslimin, Pelahaihari, Tanahlaut (Tala). Jenasah mereka dimakamkan pada satu makam.

Duka memang sangat dirasakan keluarga besar mereka. Selain keluarga Samsuni, juga ada seorang kerabat yang tewas dan seorang kerabat lain yang belum diketahui nasibnya.

Berita Rekomendasi

"Mereka ke Kapuas untuk menjenguk orangtua. Saat itu menyeberang sungai hendak ke Pasar Kuala Kapuas untuk membeli seng guna emperbaiki rumah orangtua. Sebelum berangkat ke Kapuas, mereka meminta saya memberi makan ikan-ikan di akuarium. Saya pun menyanggupi,” kata Rahmatullah.

Mendadak yatim piatu akibat kejadian tersebut juga dialami siswa kelas 2 MTs Panamas, Taslim. Orangtuanya, Zainal Hakim (35) dan Siti Fatimah (33) serta sang adik, Muslim (6), tewas ditelan ombak. Bahkan, saat mengembuskan napas terakhir, Siti sedang hamil dua bulan. “Taslim kini hidup bersama neneknya, Mariani,” kata seorang kerabat, Noor Ainah.

Menurut data yang dihimpun Banjarmasin Post, telah diketahui identitas 15 korban meninggal. Mereka adalah Anita, Lia, Angga, Muslim, Samsuni, Zainal Hakim, Erma Erviana, Supiani, Hj Rukayah, Rusna Yulia, Yuliani, Marita, Mursidah, Siti Fatimah dan Syahruji.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, dalam rilisnya, Rabu malam mengatakan jumlah korban jiwa mencapai 15 orang.

Hingga kemarin, baru korban tewas telah berhasil diidentifikasi yaitu:
1. Anita/P/20 tahun
2. Ny. Lia/P/25 thn
3. Muslim/L/7 thn
4. Angga/L/9 thn
5. Zainal H./L/38 thn
6. Supiyani/P/23 thn
7. Anas Ima E./P/6 thn
8. Ny. Hj. Rukayah/P/45 thn
9. Samsuni/L/35 thn
10. Ny. Rosmah Yulidah/P/44 thn
11. Ny. Yuliyani/P/20 thn
12. Muhritah/P/15 thn

Disebutkan korban selamat keseluruhan 52 orang. Perkiraan total ada 70 orang penumpang feri. Saat ini 5 orang masih dirawat di rumah sakit Kapuas. (Banjarmasin Post/ryn/ami/nia/hay/ony)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas