Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fakta-fakta Semburan Lumpur di Mempawah Kalimantan Barat, Kronologi hingga Dugaan Adanya Metan

Berikut ini kumpulan fakta soal semburan lumpur yang terjadi di kawasan Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Amaliyah, Mempawah

Editor: Muhammad Renald Shiftanto
zoom-in Fakta-fakta Semburan Lumpur di Mempawah Kalimantan Barat, Kronologi hingga Dugaan Adanya Metan
Istimewa
Tangkapan layar semburan lumpur di kawasan Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Amaliyah di Desa Wajok Hilir, Kecamatan Jongkat, Mempawah, Kalimantan Barat, Senin (8/5/2023). 

Kemudian, ia mengetahui bahwa terjadi semburan Lumpur dibagian belakang laboratorium pondok. Ia bersama santri lain pun bergegas ke laboratorium untuk membantu mengeluarkan berbagai barang dari ruangan agar tidak rusak terkena semburan Lumpur.

Akibat semburan lumpur itu, terdapat lubang besar dengan kedalaman 2 meter dan diameter sekira 5 meter. Selain itu, Lumpur pun menyebar ke halaman laboratorium.

Warga Wajok Hilir dibuat kaget dan heboh dengan kemunculan semburan lumpur yang berada di kawasan Pondok Pesantren (Pontren) Nurul Amaliyah Desa Wajok Hilir, Kecamatan Jongkat, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Senin 8 Mei 2023.
Warga Wajok Hilir dibuat kaget dan heboh dengan kemunculan semburan lumpur yang berada di kawasan Pondok Pesantren (Pontren) Nurul Amaliyah Desa Wajok Hilir, Kecamatan Jongkat, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Senin 8 Mei 2023. (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/WARGA)

Baca juga: Semburan Lumpur Hebohkan Warga Mempawah Kalimantan Barat, Rusak Jendela hingga Atap

2. Bukan Pertama Kali

Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Alamiyah, KH Husnan Bin Nur Alam, menyampaikan bahwa semburan lumpur seperti ini bukanlah pertama kali terjadi di wilayah Pondok Pesantrennya. Pondok Pesantren tersebut ia bangun pada tahun 1994. Setelah beberapa tahun membangun pondok, pihaknya kekurangan air bersih, lalu pada tahun 2003 pihaknya mencoba membuat sumur bor.

Pengeboran pertama di dalam kawasan pondok, namun setelah 100 meter pengeboran, tidak didapati sumber air. Lalu, pengeboran sumber air dipindahkan ke depan bangunan pondok, tepatnya di depan pagar.

Masih ingat dibenaknya dengan jelas, saat itu hari Kamis, malam Jumat, sekitar pukul 21.00 pengeboran dilakukan. Pada pukul 22.00, pengeboran telah mencapai 40 meter, dan saat itu terjadi ledakan dan Lumpur menyembur keluar selama satu hari satu malam.

"Pukul sepuluh malam, pas 40 meter meledak, itu satu hari satu malam keluar," ungkapnya.

Berita Rekomendasi

Kemudian, pada tahun 2006, dari pemerintah Kabupaten Mempawah (saat itu Kabupaten Pontianak, red) melakukan pengeboran ke dalam tanah di kawasan Pesantren untuk melihat kandungan gas di dalam tanah.

"Setelah itu di bor, sudah 40 meter, yang mengebor ketakutan. Saat itu, yang ngebor sempat bilang, Pak Kiai minta doanya, takut katanya," tutur KH Husnan.

"Sudah masuk 40 meter, karena saat itu mau Iduladha, yang mengebor pulang, tidak dilanjutkan dulu, jam 22.00 meledak lagi," tambahnya.

Setelah sekian tahun, sebelum bulan Ramadhan tahun ini, ada pihak ketiga yang menawarkan untuk pembangunan sumur bor kepada pihak pondok.

"Karena kami kekurangan air bersih, dua hari saja tidak hujan kami kekurangan, jadi saya terima. Tadi pagi ditelepon, ada yang mau mengerjakan sumur bor, jadi saya arahkan di belakang Lab karena di situ juga ada sumurnya, karena itukan jarak jauh dari posisi yang dulu adalah 100 meter lebih," ujarnya.

Lalu, saat proses pengerjaan dengan kedalaman 40 meter kembali terjadi semburan Lumpur, dimana saat kejadian dirinya sedang berada di luar pondok. Saat itu dirinya langsung kembali ke pondok.

"Syukur alhamdulillah satu jam berhenti semburan lumpurnya, kalau tidak habis bangunannya," tuturnya.

Baca juga: Atap hingga Jendela Pondok Pesantren di Mempawah Rusak Akibat Diterpa Semburan Lumpur

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas