Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pria Obesitas Berbobot 300 Kilogram asal Semarang Meninggal Dunia, Didiagnosa Sakit Selulitis

Ibunda Bimo, Wiwik berterimakasih semua pihak yang selama ini telah perhatian terhadap kondisi Bimo yang pernah ramai diberitakan pertengahan 2019

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Pria Obesitas Berbobot 300 Kilogram asal Semarang Meninggal Dunia, Didiagnosa Sakit Selulitis
ist/dok keluarga Bimo
Kabar duka cita berisi pengumuman Bimo Putro Prakoso (27) seorang penderita obesitas asal Semarang yang sempat viral meninggal dunia. Kabar duka tersebut disampaikan pihak keluarga kepada Tribun. 

Laporan Wartawan Tribun  Jateng  Hermawan Endra

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Bimo Putro Prakoso (27) seorang penderita obesitas asal Semarang yang sempat viral meninggal dunia di RS Kariadi Semarang, Jawa Tengah, Jum'at (16/2/2024)  pukul 00.50 WIB. 

Rencananya jenasah warga Rejosari 8 No 2 Semarang Timur  akan kebumikan di pemakaman Sompok sore ini.

Ibu Bimo, Wiwik Widowati mengatakan, awalnya hari Minggu (11/2) Bimo mengalami panas badan sehingga langsung dibawa ke IGD RS Citarum.

Sesampainya di sana Bimo mendapat penanganan dan rawat jalan.

Namun sesampainya di rumah, Bimo kembali demam hingga panas tubuhnya mencapai 42 serajat.

Ia pun langsung dibawa kembali ke UGD RS Citarum, tapi setelah di lakukan pengecekan di laboratorium hasilnya tidak ada  penyakit.

BERITA REKOMENDASI

Ia bisa pulang untuk menjalani perawatan di rumah.

Baca juga: Begini Cara Artis Citra Kirana Cegah Anak Alami Obesitas dan Jaga Berat Badan Ideal

Tapi ketika pulang ke rumah, ia mengalami demam kembali, tubuhnya panas dan Bimo merasakan dingin hingga menggigil.

Pihak keluarga kemudian memutuskan untuk membawanya ke RS Kariadi hingga didiagnosa mengalami sakit selulitis.

Kakinya membengkak, terasa keras dan panas.

Bakteri sudah sampai ke ginjal, paru-paru dan akhirnya Bimo mengalami gagal nafas.

Setelah dirawat di ICU, Bimo menghembuskan nafas terakhir pada hari Jumat (16/2) pukul 00.50 WIB.

Wiwik Widowati juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang selama ini telah perhatian terhadap kondisi Bimo.

Kisah Bimo Putro ini sempat viral dan menjadi pemberitaan pertengahan tahun 2019 silam.

Dilansir Tribun Jateng,  Bimo Putro Prakoso (22) terlihat hanya bisa duduk di tempat tidur rawat inap Gedung Rajawali Instalasi R, IB2 RSUP RS Kariadi Semarang, Selasa (9/7/2019) sore.

Bimo Obesitas
Bimo Obesitas (like adelia)

Tubuhnya tak bisa leluasa bergerak akibat obesitas yang dialami.

Sudah hampir satu minggu anak bungsu dari tiga bersaudara pasangan Wiwik Widowati dan almarhum Bibit Muchtaroh ini mendapat perawatan di RSUP Dr Kariadi Semarang.

Bimo yang nafasnya terengah-engah bercerita awal mula dirinya dibawa ke rumah sakit karena mengalami selulitis, bengkak pada bagian kaki yang menyebabkan kulit terasa sakit saat ditekanatau dibuat berjalan.

Ia mengira infeksi selulitis tersebut disebabkan karena obesitas yang dideritanya semakin bertambah parah hingga berat badannya kini diperkirakan lebih dari 250 kilogram.

"Ngak ada yang bisa nimbang di rumah,  terakhir nimbang 250 kilo, " Imbuhnya. 

Nafsu Makan Meningkat Sejak SD 

Bimo Putro Prakoso mengaku mulai mengalami peningkatan nafsu makan sejak khitan atau saat masa sekolah dasar (SD).

Pada saat kelas satu SMP berat badannya sudah mencapai 90 kilogram.

Makanan favoritnya adalah nasi goreng atau nasi ruwet.

Dirinya mengaku pernah berusaha menurunkan berat badan dengan cara diet atau mengkonsumsi obat herbal untuk mengurani nafsu makan.

Namun usaha tersebut selalu gagal karena tak kuasa menahan lapar, terutama ketika malam hari atau sering disebutnya "serangan malam".

Ditambah lagi Bimo mengaku mengalami maag dan kepala terasa pusing saat telat makan.

Kini dengan berat badannya yang hampir tiga kwintal dirinya sulit untuk melakukan aktifas normal.

Bimo pun terpaksa menunda cita-citanya menjadi arsitek karena tidak bisa melanjutkan pendidikan ditingkat bangku kuliah.

"Pernah dulu mau daftar kuliah tapi ngak kuat kalau harus naik tangga, atau beridiri lama," ujar pria tamatan SMK 5 Semarang, Jurusan Gambar Bangunan kelahiran 11 Desember 1996 ini.

Jangankan untuk berdiri, saat tidur pun Bimo merasa menderita. Jika tubuhnya telentang seperti pada umumnya orang tidur, pernafasannya terasa sesak.

Oleh sebab itu ia merasa nyaman tidur dengan cara duduk selonjor di kasur seraya keningnya menempel ditembok.

Kondisi tersebut yang membuat keningnya kapalan atau terlihat bengkak.

Ibu Bimo bernama Wiwik Widowati (56) bercerita, kegemukan yang dialami anaknya lebih disebabkan  jajanan manis berkarbohidrat tinggi seperti roti, permen, ciki-cikian, dan susu sachet.

Bimo Putro Prakoso (27) seorang penderita obesitas asal Semarang yang sempat viral meninggal dunia. Kabar duka tersebut disampaikan pihak keluarga kepada Tribun. =
Bimo Putro Prakoso (27) seorang penderita obesitas asal Semarang yang sempat viral meninggal dunia. Kabar duka tersebut disampaikan pihak keluarga kepada Tribun. = ((ist/dok keluarga Bimo))

Ketika SMP pakaian ukuran XL masih muat digunakan, namun sekarang harus membuat ukuran khusus.

"Kalau pola makannya padahal normal pagi, siang, sore dengan porsi biasa.

Tapi jajanannya yang ngak kehitung, seperti humburger, roti-rotian dan junkfood.

"Yaa itu lo dia sering lihat promo makanan di handphone, kalau ada yang murah menarik langsung beli," kata Wiwik seraya memandang Bimo yang berada di samping.

Kesulitan lain yang dialami anaknya adalah ketika hendak buang air, untuk pergi ke kamar mandi berjarak pendek nafasnya ngos-ngosan seperti melakukan olahraga berat.

Saat awal masuk rumah sakit dan dilakukan penyuntukan infus pun petugas mengalami kesulitan  lantaran tenaga medis susah mencari pembuluh vena yang tepat untuk disuntik.

Baca juga: Sosok Bombom, Pria Obesitas di Bali dengan Berat 210 Kg, Diduga Meninggal karena Gagal Napas

Sampai-sampai harus disuntik sebanyak 12 kali. 

"Saya pernah tensi di rumah sampai meletus alat tensi nya karena lengannya gede," cerita Wiwik tertawa. 

Selama dirawat di rumah sakit, Bimo telah melewati berbagai rangkaian tes, seperti ronsen paru, tekanan darah, dan dalam waktu dekat akan dilakukan operasi endoskopi yaitu prosedur pemeriksaan yang bertujuan untuk melihat kondisi organ tubuh tertentu secara visual, dalam hal ini adalah lambung.

"Setelah operasi endoskopi,  tahapan selanjutnya boleh pulang untuk menjalani diet ketat.  Setelah itu dilanjutkan tindakan medis lain,  mungkin sedot lemak dan lain sebagainya yang saya belum tahu," imbuhnya. 

Menurutnya,  dalam merawat Bimo perlu ekstra kesabaran sebab meski usianya 22 tahun namun ia seperti anak kecil. 

Ketika keinginannya tidak kesampaian seperti minta dibelikan makanan Bimo bisa saja mengamuk.  

"Jadi saya harus pelan - pelan dan ngasih penjelasan yang panjang.  Awal masuk rumah sakit ngamuk karena ruangannya panas dan disi banyak pasien. 

Saya jelaskan  pelan-pelan bahwa debgan kartu KIS kan dapatnya kelas 3 ruangannya panas,  saya kasih pengertian kalau bisa disiasati dengan kipas angin,  jadi saya bawakan kipas angin di rumah sakit, " ujarnya.  

Terkait biaya rumah sakit,  Wiwik mengaku selama ini mengandalkan Kartu Indonesia Sehat (KIS). 

Namun  oleh pihak rumah sakit ia diminta untuk segera mengurus BPJS karena limit pada kartu KIS nya sudah hampir habis untuk menanggung biaya perawatan Bimo. 

"Untuk mendapatkan kartu KIS ini juga ada ceritanya,  dulu Bimo posting keadaannya di media sosial MIK Semar. Kemudian direspon oleh bu Lurah dan dibuatkan kartu KIS.

Jadi BPJS jalur mandirinya dinonaktifkan karena kalau dua kartu ngak bisa,  dan ini diminta untuk BPJS nya kembali diaktifkan karena KIS limitnya hampir habis, " Kata Wiwik.  

Untuk biaya lain-lain Wiwik mengandalkan berjualan gorengan di depan rumah Rejosari 8 No 2, RT7 RW10 Kelurahan Rejosari,  Semarang Timur. 

Kini mata pencahariannya itu terpaksa ditinggalkan sementara waktu menunggu Bimo keluar dari rumah sakit.

Suaminya seorang tentara meninggal saat Bimo duduk di bangku SMP atau pada tahun 2007 lalu akibat penyakit stroke. 

Wiwik mengaku selama ini belum ada donatur yang memberikan bantuan materil.  Ia pun berharap ada uluran tangan dari pemerintah daerah setempat ataupun pihak lain yang bersedia membantu untuk kesembuhan Bimo. 

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Bimo Penderita Obesitas asal Semarang Meninggal Dunia, Sempat Demam dan Kaki Bengkak

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas