Petani di Sulawesi Selatan Harus Bayar Uang 'Pelicin' untuk Mendapatkan Alsintan
Para petani di Sulawesi Selatan harus menyetor uang pelicin agar bisa mendapatkan alsintan dari pemerintah daerah.
Editor: Hasanudin Aco
"Iyye sudah dipanggil sama kejari. Tapi tidak bisa hadir karena suami saya sakit dan sedang dirawat di RS Wahidin," ujarnya saat dikonfirmasi Tribun-Timur, Rabu (6/11) via telepon.
Ia mengungkapkan pihaknya sudah berada di Kota Makassar sekira setengah bulan lamanya.
"Iyye sudah lama di Makassar. Karena suami saya sakit harus melakukan cuci darah karena infeksi pernapasan, sekitar setengah bulan," jelasnya.
Sebelumnya kelompok tani di Desa Timurung, Kecamatan Ajangale mengaku harus mengeluarkan uang jutaan rupiah untuk menerima bantuan alsintan.
Alsintan itu berupa traktor tangan dan bibit jagung dari Kementan.
Hal tersebut diungkapkan oleh salah seorang ketua kelompok tani di Ajangale, K, Selasa (5/11). K mengaku harus membayar sekira Rp3 juta kepada pelaksana tugas (Plt) Ketua Penyuluh Pertanian Kecamatan (PPK) Ajangale.
"Saya dimintai uang Rp3 juta waktu ambil traktor di gudang. Padahal saya merupakan penerima bantuan," ujarnya.
Namun ia mengaku, hingga saat ini belum menerima bantuan itu.
"Belum saya terima karena katanya hand traktor diambil oleh kepala desa," jelasnya.
Ia mengungkapkan penyerahan uang pelicin tersebut muncul ke permukaan, setelah dirinya protes lantaran belum mendapatkan hand traktor yang diduga dikuasai oleh pemerintah desa.
Sementara pihaknya sudah menyerahkan uang sekira Rp3 juta.
Sementara Plt Ketua Penyuluh Pertanian Kecamatan Ajangale, R membenarkan kalau dirinya menerima uang dari kelompok tani penerima bantuan.
Ia mengaku bahwa uang tersebut diminta untuk tujuan kegiatan syukuran. “Untuk syukuran hand traktor makan onde-onde dan bakar ikan," tandasnya.
Kejadian Serupa di Bulukumba
Dari Kabupaten Bulukumba dilaporkan, kejadian serupa juga pernah terjadi. Bahkan, kasus ini sudah ditangani oleh Polda Sulsel.