Pada pasar saham, Dow Jones Industrial Average tergelincir sekitar 1 % sedangkan Indeks S&P 500 mampu berbalik menguat tipis.
Baca juga: Harga Minyak Mentah Naik Tipis, Terimbas Rencana G7 Bangkitkan Kesepakatan Nuklir Iran
Sementara itu, harga AS untuk gas alam turun 4,7 % , minyak pemanas turun sekitar 8 % dan bensin untuk pengiriman di Pelabuhan New York melemah 10,5 % .
Jika resesi benar-benar melanda, dan mengurangi permintaan energi secara signifikan, lebih banyak ayunan liar ke sisi bawah bisa terjadi, kata Andy Lipow, Presiden Lipow Oil Associates.
"Pasar komoditas bisa sangat tak kenal ampun ketika Anda mengalami resesi dan pasokan melebihi permintaan," kata Lipow.
Sementara itu, permintaan safe-haven untuk US Treasuries membuat dolar melemah 1,3 persen.
Hal itu dikhawatirkan membebani harga minyak yang diperjualbelikan dalam denominasi the greenback karena menjadi lebih mahal bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.
Euro jatuh ke level terendah dua dekade karena data menunjukkan pertumbuhan bisnis di seluruh zona euro melambat lebih lanjut bulan lalu, dengan indikator berwawasan ke depan menunjukkan kawasan itu bisa tergelincir ke penurunan kuartal ini karena krisis biaya hidup membuat konsumen waspada.
Di Korea Selatan, inflasi mencapai level tertinggi hampir 24 tahun pada bulan Juni, menambah kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.
Kekhawatiran pasokan masih ada, awalnya mengangkat WTI dan Brent di awal sesi, karena gangguan produksi yang diperkirakan di Norwegia, di mana pekerja lepas pantai memulai pemogokan.
Di akhir sesi, pemerintah Norwegia turun tangan untuk menghentikan pemogokan yang telah memangkas produksi minyak dan gas, kata seorang pemimpin serikat pekerja kepada Reuters.
Arab Saudi, pengekspor minyak utama dunia, menaikkan harga minyak mentah Agustus untuk pembeli Asia mendekati level rekor di tengah ketatnya pasokan dan permintaan yang kuat.
Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan proposal yang dilaporkan dari Jepang untuk membatasi harga minyak Rusia sekitar setengah dari level saat ini akan berarti lebih sedikit minyak di pasar dan dapat mendorong harga di atas US$ 300-US$ 400 per barel.
Penulis: Anna Suci Perwitasari | Sumber: Kontan