News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Akan Kriminalkan Ribuan Petempur Asing di Ukraina

Penulis: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang wanita menggendong seorang anak di sebelah tentara Rusia di jalan Mariupol pada 12 April 2022, ketika pasukan Rusia mengintensifkan kampanye untuk merebut kota pelabuhan yang strategis, bagian dari serangan besar-besaran yang diantisipasi di Ukraina timur, sementara Presiden Rusia membuat kasus yang menantang untuk perang terhadap tetangga Rusia. (Photo by Alexander NEMENOV / AFP)

Setelah penyerahan lebih dari 1.000 anggota Brigade Marinir ke-36 Ukraina di Pabrik Baja dan Besi Ilyich di Mariupol awal pekan ini, militer Rusia menawarkan kesempatan terakhir.

Para petempur di Azovstal diminta meletakkan senjata dan menyerah dan menjanjikan semua orang yang meletakkan senjata dijamin keselamatan hidupnya.

Namun ultimatum itu tidakk digubris, dan dentuman senjata berat terdengar di dekat pabrik pada Minggu sore.

“Jika terjadi perlawanan lebih lanjut, semuanya akan dihancurkan,” kata Konashenkov.

“Biarkan saya mengingatkan Anda tentara bayaran asing tidak memiliki status 'pejuang' di bawah Hukum Humaniter Internasional," kata Konashenkov.

“Mereka datang ke Ukraina untuk mendapatkan uang dengan membunuh Slavia (orang Slavik/Rusia). Oleh karena itu, yang terbaik yang menunggu mereka adalah pertanggungjawaban pidana dan hukuman penjara yang lama,” tegas Konashenko.

Dalam beberapa hari setelah serangan militer Rusia di Ukraina, pemerintah di Kiev menjanjikan masuk bebas visa bagi orang asing yang bersedia mengangkat senjata melawan pasukan Moskow.

Calon yang direkrut mengunjungi kedutaan besar Ukraina di seluruh barat dan mendaftar untuk berperang, seringkali atas restu pemerintah mereka, dan pergi ke medan perang.

Namun, perekrutan dipersempit pada Maret untuk mereka yang memiliki pengalaman militer, dan berhenti sepenuhnya pada awal April.

Beberapa dari mereka yang melakukan perjalanan ke Ukraina berbagi cerita horor secara online karena dikirim ke garis depan tanpa senjata dan amunisi yang memadai.

Perekrutan legion asing berantakan setelah Rusia meratakan pusat pelatihan bagi orang asing ini di dekat kota Lvov, Ukraina Barat.

“Hingga 180 tentara bayaran asing dan sejumlah besar senjata asing dihancurkan,” kata Konashenkov saat itu.(Tribunnews.com/Southfront.org/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini