Kementerian pertahanan Belarusia mengatakan tidak ada pelanggaran wilayah udara oleh helikopter Mi-24 dan Mi-8.
“Tuduhan melanggar perbatasan Polandia oleh helikopter Mi-24 dan Mi-8 dari Angkatan Udara Belarusia dan Pasukan Pertahanan Udara tidak masuk akal dan dibuat oleh kepemimpinan militer-politik Polandia untuk pembenaran penghimpunan pasukan dekat perbatasan Belarusia,” kata kementerian itu di Telegram.
Risiko 'Perang Skala Penuh'
Polandia memberi tahu NATO tentang insiden tersebut, yang diduga terjadi di selatan celah Suwalki, garis sepanjang 60 mil yang secara strategis penting bagi NATO, Uni Eropa, Rusia, dan Belarusia.
Wilayah perbatasan menghubungkan daerah kantong Rusia di Kaliningrad ke Belarusia, merupakan satu-satunya jalan hubung darat antara negara-negara Baltik dan bagian Uni Eropa lainnya.
Pekan lalu, Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki mengatakan tentara bayaran Wagner sedang menuju ke koridor Suwalki melalui Grodno, sebuah kota di Belarus barat.
"Situasi yang “menjadi lebih berbahaya” ketika pasukan sekutu Rusia berusaha untuk meningkatkan kehadiran mereka di dekat perbatasan NATO,"
Pada hari Selasa, Wakil Menteri Luar Negeri Polandia Paweł Jabłoński mengatakan kepada stasiun radio lokal RMF.FM bahwa "sayangnya" akan ada lebih banyak provokasi dari pasukan Belarusia dan Rusia ke depan.
Menganalisis situasi ini, Barbara Yoxon, dosen politik internasional di Universitas Lancaster di Inggris utara, mengatakan Warsawa memandang Belarusia sebagai pihak yang terlibat dalam krisis keamanan Eropa saat ini.
Moskow menggunakan wilayah Belarusia untuk memfasilitasi invasi ke Ukraina pada Februari 2022, memperkuat hubungan antara Putin dan pemimpin Belarusia Alexander Lukashenko.
“Menyebarkan pasukan ke celah Suwalki akan menghasilkan direct link antara Rusia dan Kaliningrad, yang menjadikannya target yang sangat penting bagi rezim Putin,” kata Yoxon kepada CNN.
“Dengan mengerahkan pasukan dari barat (Kaliningrad) dan timur (Belarusia), Rusia akan dapat secara efektif memutus negara-negara Baltik dari sekutu NATO-nya di Eropa tengah dan barat. Ini akan memungkinkan Putin untuk berpotensi menginvasi negara-negara seperti Lituania, Latvia, atau Estonia,” kata Yoxon.
Perang di Ukraina dinilai juga mendorong para pemimpin blok Barat untuk memikirkan kembali strategi keamanan nasional mereka dalam menghadapi Putin, yang secara historis mencoba mengikis ekspansi NATO di Eropa.
“Jika Rusia mengerahkan pasukan ke celah Suwalki, kemungkinan akan memicu reaksi militer langsung dari negara-negara NATO lainnya, yang akan melihatnya sebagai serangan langsung terhadap negara-negara anggotanya di wilayah tersebut,” tambah Yoxon.
“Langkah seperti itu akan menandakan bahwa Rusia siap untuk meningkatkan konfrontasinya dengan NATO menjadi perang skala penuh dan berisiko eskalasi nuklir di kedua sisi.”