“Saya tidak bisa menjelaskan bagaimana rasanya hidup dalam pengungsian terus-menerus, kehilangan orang-orang yang Anda cintai,” katanya.
“Semua ini menghancurkan mental kami," lanjut dia.
Mengenal Tal al-Sultan
Tal al-Sultan tidak termasuk dalam daftar wilayah yang diperintahkan IDF untuk dievakuasi awal bulan ini.
Menurut Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina dan lembaga lainnya, kawasan tersebut telah ditetapkan sebagai zona kemanusiaan, di mana warga sipil dapat mencari perlindungan.
Pejabat Israel mengklaim, serangan itu terjadi di luar zona kemanusiaan.
Peta IDF yang diterbitkan kemarin menunjukkan serangan terjadi di wilayah yang tidak tercakup dalam jaminan keamanan apa pun.
Namun pekan lalu, juru bicara IDF mengatakan dalam sebuah video bahwa kawasan tersebut aman.
Baca juga: Satu-satunya Rumah Sakit yang Tersisa di Rafah Terancam Lumpuh Total akibat Serangan Israel
Warga sipil yang berlindung di daerah tersebut kemungkinan besar merasa nyaman karena lokasinya yang sangat dekat dengan gudang UNRWA, sehingga tidak boleh diserang berdasarkan hukum internasional.
Badan PBB telah mengecam apa yang disebutnya sebagai “serangan lebih lanjut terhadap keluarga yang mencari perlindungan”.
Diketahui, perang Israel yang berlangsung hampir delapan bulan di Gaza telah menyebabkan lebih dari 36.000 kematian di daerah kantong pantai yang dilanda perang dan telah melukai lebih dari 81.100 korban lainnya.
Kampanye militer Israel telah mengubah sebagian besar wilayah kantong berpenduduk 2,3 juta orang menjadi reruntuhan, menyebabkan sebagian besar warga sipil kehilangan tempat tinggal dan berisiko kelaparan.
Serangan pada hari Minggu terjadi meskipun ada keputusan Mahkamah Internasional pekan lalu yang memerintahkan Israel untuk menghentikan serangannya di Rafah.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel