Balas Bombardemen Israel di Bint Jbeil, Hizbullah Tembakkan Puluhan Roket Falaq dan Katyusha ke Kiryat Shmona
TRIBUNNEWS.COM - Gerakan Hizbullah Lebanon, pada Senin (15/7/2024) malam mengumumkan pengeboman Kiryat Shmona (desa Al-Khalisa), wilayah pendudukan Israel di bagian utara.
Serangan Hizbullah itu dinyatakan dilakukan dengan puluhan roket Falaq dan Katyusha.
Baca juga: Eks-Mossad: Israel Lumpuh Jika Perang Total Lawan Hizbullah, Tel Aviv Terbakar Seperti Kiryat Shmona
Dalam pernyataannya, Hizbullah menyatakan kalau serangan roket bergelombang tersebut sebagai balasan atas bombardemen Israel sebelumnya di kota Bint Jbeil, Lebanon Selatan.
“(Serangan) Sebagai respons terhadap serangan musuh Israel terhadap desa-desa dan rumah-rumah persembunyian di selatan, terutama pembantaian mengerikan yang dilakukan musuh di kota Bint Jbeil, yang menyebabkan kematian warga sipil," kata pernyataan itu dilansir Khaberni.
Adapun Tentara pendudukan Israel (IDF) mengatakan, sebagian besar roket serangan Hizbullah itu berhasil dijatuhkan.
“Kami mendeteksi peluncuran sekitar 20 rudal dari Lebanon menuju Kiryat Shmona dan sekitarnya, dan kami mencegat beberapa di antaranya,” kata pernyataan IDF.
Brigade Perlawanan Lebanon Turun Tangan
Kelompok yang berafiliasi dengan Hizbullah melancarkan operasi pertama melawan Israel sejak Banjir Al-Aqsa.
Brigade Perlawanan Lebanon, sebuah kelompok paramiliter yang terkait dengan Hizbullah, kemarin mengaku bertanggung jawab atas operasi militer melawan Israel di Lebanon selatan.
Pengumuman ini menandai yang pertama bagi kelompok tersebut sejak peluncuran Banjir Al-Aqsa tahun lalu.
Didirikan oleh Hizbullah pada tahun 1997, Brigade tersebut beranggotakan pejuang sukarelawan dari berbagai sekte Lebanon.
Pada hari Jumat, mereka melaporkan peluncuran roket ke lokasi ‘Rweisat al-Qarn’ Israel di Peternakan Shebaa Lebanon yang diduduki, sehingga menghasilkan “serangan langsung.” Hizbullah dan Israel hampir setiap hari terlibat baku tembak sejak perang di Gaza dimulai.
Hizbullah yang mendukung Hamas telah berjanji untuk menghentikan serangan hanya jika gencatan senjata di Gaza.
Pemerintah Lebanon dan Hizbullah menolak permintaan negara pendudukan untuk mengevakuasi pejuang Hizbullah dari wilayah perbatasan.