Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) terus mematangkan strategi pemenangan dalam menghadapi Pemilu 2024.
Salah satunya dengan mengundang pakar politik dan akademisi untuk memenangkan Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dalam Pemilihan Presiden dan meraih target 100 kursi DPR RI dalam Pemilihan Anggota Legislatif (Pileg).
“Kami memang mengundang para pakar dan akademisi untuk memberikan masukan strategi terbaik untuk menang di Pilpres maupun Pileg. Masukan dari pakar dan akademisi ini untuk melengkapi gerak taktis kita di lapangan,” ujar Wakil Bendahara Umum DPP PKB Bambang Susanto dalam keterangannya, Senin (31/7/2023).
Dia menjelaskan para pakar politik dan akademis tersebut akan diundang dalam serial talk show DPP PKB yang digelar pada Selasa (1/8/2023) besok.
Baca juga: Waketum PKB Sebut Ada Pihak yang Berusaha Merusak Soliditas Koalisi dengan Gerindra
Mereka yang diundang adalah Arya Fernandes (CSIS), Djayadi Hanan (LSI), Eep Saefullah Fatah (PolMark), Restu Herlambang (Indikator Indonesia), serta Adi Prayitno (Parameter Indonesia.
“Para pakar yang diundang dinilai mempunyai kapasitas cukup untuk membedah peta politik Indonesia serta mampu memberikan masukan strategis bagi PKB dalam menghadapi Pemilu 2024,” kata Bambang.
Bambang mengatakan PKB dan Gus Imin mempunyai keunggulan komparatif dalam menghadapi Pemilu 2024.
Pertama, PKB sangat identik dengan NU yang mempunyai basis massa sangat besar.
Kedua, PKB mempunyai Jawa Timur sebagai basis tradisional yang seringkali menjadi penentu kemenangan dalam Pilpres.
“Keunggulan komparatif dalam Pemilu 2024 harus mampu dikomparasikan PKB menjadi keunggulan mutlak sehingga PKB mampu meraih target 100 kursi di DPR RI dan mengantarkan Gus Imin sebagai pemenang Pilpres 2024,” kata dia.
Kendati mempunyai keunggulan komparatif, kata Bambang, PKB mempunyai beberapa tantangan yang membutuhkan solusi konkret.
Tantangan itu diantaranya belum meratanya perolehan suara PKB terutama di daerah-daerah pemilihan di luar Jawa, masih lekatnya persepsi PKB sebagai partai agama, hingga minimnya tingkat keterkenalan PKB di kalangan anak muda.
“Kehadiran para pakar dan akademisi kami harapkan memberikan masukan konstruktif terkait apa yang harus dilakukan oleh struktur PKB dalam mengatasi berbagai tantangan yang ada,” katanya.
Selain adanya tantangan eksternal, kata Bambang, saat ini di internal PKB juga terjadi dinamika hangat terkait posisi terbaik Gus Imin dalam Pilpres 2024.
Sebagian pengurus PKB menghendaki harus mulai melakukan penjajagan koalisi lain di luar Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) terkait ketidakjelasan sikap Gerindra dalam menggaransi Gus Imin sebagai pasangan Prabowo Subianto.
“Namun sebagian pengurus lain masih ngotot agar PKB tetap berada dalam KKIR yang sudah hampir setahun berjalan. Kami menilai para pakar dan akademisi yang kita undang juga bisa memberikan pandangan terkait opsi-opsi terbaik yang harus diambil PKB dan Gus Imin terkait arah koalisi jelang Pemilu 2024,” pungkas Bambang.