Bila digabungkan, perolehan suara yang didapat Koalisi Indonesia Maju sebanyak 39,49 persen.
Sementara bila perolehan kursi parlemen digabungkan, mereka mempunyai 255 kursi atau hampir separuh kursi di DPR RI.
Dengan persentase ini, 'kekuatan' Prabowo di Pilpres 2024 akan semakin besar dan kuat. Bahkan yang paling banyak dibanding koalisi lain.
Baca juga: Isu 2 Poros dan Dansa Politik, Posisi Ganjar Pranowo Ditegaskan TPN GP
Sementara Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar didukung 167 kursi di parlemen.
Di Koalisi Perubahan, ada tiga parpol yang bergabung: Partai NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Gabungan dari ketiga parpol ini juga sudah cukup untuk mengantarkan Anies Baswedan sebagai capres di Pemilu 2024.
Sebab, pada Pemilu 2019, NasDem mendapatkan suara sebesar 9,05 persen atau 59 kursi di DPR RI.
Kemudian PKB yang kemudian bergabung dengan Koalisi Perubahan, meraih suara 9,69 persen dengan perolehan kursi di 58 kursi.
PKS yang akhirnya merestui pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar juga menyumbang 8,21 persen atau setara 50 kursi.
Jika dijumlahkan, maka Koalisi Perubahan mendapatkan 26,95 persen suara.
Di luar partai parlemen, ada satu partai nonparlemen yang ikut bergabung dengan Koalisi Perubahan yaitu Partai Ummat.
Bagaimana jika Prabowo merapat ke koalisi Ganjar?
Koalisi Ganjar akan menambah kekuatan 12,57 persen suara dengan jumlah kursi di DPR RI sebanyak 78 kursi, jika Gerindra bergabung.
Total kursi yang akan didapat jika Prabowo dan Ganjar dipasangkan adalah 255.
Sementara Golkar, PAN dan Demokrat punya 183 kursi, yang cukup untuk membentuk poros baru atau bergabung dengan koalisi yang ada.