Selain itu, ada dua mesin diesel yang disambungkan pada dua motor yang menghasilkan daya 5,600 HP dengan kecepatan tempur 15 knot.
Selama menjalankan tugasnya, KRI Teluk Penyu telah menjalani beberapa misi.
Yang paling menjadi sorotan saat KRI Teluk Penyu mengangkut 900 orang eks Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) pada 1 Februari 2016.
KRI Teluk Penyu merupakan angkutan terakhir bagi warga eks Gafatar yang berangkat dari Pelabuhan Dwikora Pontianak menuju Pelabuhan Tanjung Priok sekitar pukul 10.00 WIB, 30 Januari 2016.
Sebanyaak 900 mantan pengikut Gafatar itu adalah warga yang selama ini tinggal di tempat para transmigran di Pontianak, Kalimantan Barat.
KRI Teluk Penyu 513 juga mengangkut barang-barang milik eks pengikut Gafatar.
Jauh sebelum mengangkut ratusan eks Gafatar, KRI Teluk Penyu juga pernah menangkap kapal MV. Chokenavee 21 pada 21 September 2007.
Saat itu, KRI Teluk Penyu-513 tengah melakukan patroli di perairan timur Indonesia dan menemukan kapal MV. Chokenavee 21 yang sedang melakukan penangkapan di perairan Indonesia.
Dari hasil pemeriksaan ditemukan kurang lebih 250 ton ikan campuran serta alat tangkap pukat ikan dan ABK berjumlah 39 orang yang semuanya berkewarganegaraan Thailand.
2. KRI Teluk Mandar
KRI Teluk Mandar berada di kelas yang sama dengan KRI Teluk Penyu.
Kapal dengan nomor lambung 514 itu juga merupakan jenis kapal angkut tank atau landing ship tank (LST) kelas Tacoma.
Sama seperti 'saudaranya,' KRI Teluk Mandar dibangun oleh perusahaan Korea-Tacoma SY, Masan, Korea Selatan pada tahun 1981.
Dikutip dari kompas.tv, KRI Teluk Mandar memiliki kemampuan menampung beban penuh hingga 5.570 ton.