News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polisi Tembak Polisi

Deretan Kejanggalan Kasus Polisi Tembak Polisi Versi Mahfud MD, KontraS, hingga Keluarga Brigadir J

Penulis: Sri Juliati
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Brigadir J bersama Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo (kiri) dan foto pemakaman Brigadir J di Kabupaten Muaro Jambi, Jambi (kanan). Sejumlah tokoh mulai dari Mahfud MD hingga KontraS mengungkapkan sejumlah kejanggalan dalam kasus polisi tembak polisi di rumah Ferdy Sambo.

Termasuk apakah apakah betul penjelasan yang menyatakan Brigadir J masuk ke kamar kemudian melakukan pelecehan lalu menodongkan pistol.

Kejanggalan lain adalah posisi ajudan Ferdy Sambo lainnya yaitu Bharada E yang justu berada di rumah saat Kadiv Propam tidak di rumah.

"Seharusnya kan ikut mengawal," kata TB Hasanuddin dikutip dari TribunJabar.id.

Soal pangkat kedua polisi yang saling tembak juga menjadi sorotan TB Hasanuddin karena terbalik.

"Itu kan kebalik. Sopir seharusnya yang Bharada, sebaliknya, ajudan Brigadir pangkatnya," kata Tugabus.

Luka sayatan yang ditemukan di tubuh Brigadir J juga menjadi sorotan karena dinilai bukan luka sayatan akibat terserempet peluru.

"Peluru itu kan panas. Kalau menyerempet, ya lukanya luka bakar," katanya.

4. Kejanggalan Versi Keluarga Brigadir J

Samuel Hutabarat menunjukkan handphone miliknya tak bisa mengakses WhatsApp dan Facebook. Foto sebelah kanan adalah Brigadir J alias Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat. (Kolase Foto Tribunnews.com)

Sorotan kejanggalan juga datang dari keluarga Brigadir J. Salah satunya tentang CCTV di rumah Ferdy Sambo.

Ayah Brigadir J, Samuel Hutabarat meminta pihak kepolisian untuk lebih terbuka dan memperlihatkan CCTV di lokasi kejadian.

Menurutnya, rumah perwira tinggi seharusnya memiliki CCTV dan pengawasan ketat.

Namun, polisi mengatakan, CCTV di rumah Irjen Ferdy Sambo saat terjadinya aksi baku tembak, kondisinya mati alias tidak berfungsi.

Kejanggalan lain menurut Samuel adalah saat keluarga sempat dilarang melihat atau membuka pakaian korban.

Polisi juga juga melarang pihak keluarga untuk mendokumentasikan kondisi korban saat pertama kali tiba di rumah duka.

"Awalnya kita dilarang, tapi mamak-nya maksa mau lihat," kata Samuel saat diwawancarai Tribun Jambi di kediamannya di Sungai Bahar, Senin (11/7/2022).

"Pas dilihat saya langsung teriak lihat kondisi anak saya badannya lebam, mata kayak ditusuk dan ada luka tembak," tambahnya.

Samuel juga mempertanyakan sejumlah barang bukti di lokasi kejadian dan barang-barang milik pribadi korban tidak kunjung diberikan ke pada pihak keluarga.

(Tribunnews.com/Sri Juliati/Naufal Lanten) (TribunJabar.id/Kiki Andriana) (TribunJambi.com/Aryo Tondang) (Kompas.com/Singgih Wiryono)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini