"Bendahara tidak mengetahui. Jadi yang mengetahui waktu itu Pak Sekjen, Pak Hermawi Taslim mengetahui,"kata Joice.
Baca juga: Diam-diam Besok Polda Metro Jaya Jadwalkan Pemeriksaan SYL Cs terkait Kasus Firli Bahuri
DPP Partai NasDem Bungkam
Terkait dengan masalah ini, Partai NasDem belum bisa memberikan respons soal aliran dana senilai Rp 850 juta dari kasus korupsi SYL kepada Partai NasDem.
Saat ini, lanjut Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya, Partai NasDem masih fokus untuk mempersiapkan beberapa sosok maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang akan digelar serentak November 2024.
Willy pun secara tegas menyatakan enggan bicara persoalan lain, selain untuk urusan Pilkada.
"Pilkada saja dulu. Ini (persoalan) Pilkada."
"Yang lain saja, kita urus Pilkada saja dulu. Kalau di luar Pilkada, sorry," kata Willy saat di NasDem Tower, Selasa (28/5/2024).
Uang Sembako
Selain uang Rp850 juta, SYL diduga juga meminta bantuan paket sembaku sejumlah 200 paket untuk acara organisasi sayap Nasdem.
Acara yang dimaksud berupa pembagian paket sembako oleh Garnita Malahayati.
"Betul, yang mulia, ada kegiatan untuk menyalurkan sembako kepada seluruh masyarakat Indonesia melalui kantor DPW Garnita Malahayati," jawab Joice.
Untuk memenuhi permintaan itu, Joice diminta SYL untuk berkoordinasi dengan Sekjen Kementan yang saat itu dijabat Kasdi Subagyono.
"Saya mendapatkan perintah dari Pak Menteri untuk berkoordinasi dengan Pak Kasdi, Pak Sekjen untuk terkait pada saat itu menjelang Bulan Suci Ramadhan 2023," ujar Joice.
Dalam koordinasi dengan Kasdi, Joice bertugas menyerahkan data calon penerima sembako.
Untuk 34 provinsi di Indonesia, Joice mendapatkan data calon penerima dari dewan pengurus wilayah (DPW) Garnita.
Masing-masing provinsi mendapat jatah 200 paket sembako dan sudah diterima.
'Tahu persis. 200 paket sembako per provinsi Yang Mulia. Sudah diterima, Yang Mulia," ungkap Joice.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Rizki Sandi Saputra/Ashri Fadilla)