"Kalau CCTV-nya berfungsi, kan bisa terekam semuanya," kata dia.
Kasat Lantas Polres Purwakarta AKP Ricky Adipratama membenarkan, di lokasi kejadian ada CCTV milik PT Jasa Marga.
"Ada CCTV, tapi offline," ujar Ricky di RS MH Thamrin, kemarin.
Sementara itu, pihak kepolisian telah menetapkan dua orang tersangka atas kasus kecelakaan di Tol Cipularang kilometer 91.
Kedua tersangka ini merupakan supir dump truck yang bernama Dedi Hidayat dan Subana.
Akan tetapi, Dedi meninggal setelah dump truck B 9763 UIT yang dikendarainya terbalik dan pasir angkutannya ambyar ke dua ros Tol Cipularang.
"Tersangka pertama atas nama saudara DH yang pengemudi dump truck B 9763 UIT, tapi yang bersangkutan meninggal dunia."
"Kedua tersangka atas nama inisial S yaitu pengemudi dump truck B 1490 UIU yang menabrak dari belakang," ujar Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko saat konferensi pers, Rabu (4/9/2019).
Baca: Penyebab Insiden Kecelakaan Maut Tol Cipularang Menurut Keterangan Polisi
Baca: Bawa Muatan Berlebih hingga Lupa Ngerem, Subana Dijadikan Tersangka Kecelakaan Tol Cipularang
Penetapan tersebut berdasarkan penyelidikan, olah TKP, keterangan saksi, alat bukti lain, dan mekanisme forum diskusi seluruh instansi.
"Dua tersangka ini membawa material tanah melebihi batas muatan yang seharusnya," ungkap Kapolres Purwakarta AKBP Matrius dalam konferensi pers seperti dilansir Kompas TV, Rabu (4/9/2019).
Menurut Matrius, tersangka S dikenakan 310 ayat 4 dan 310 ayat 3, ayat 2, dan ayat 1 UU No 22 Tahun 2009 Tentang lalu Lintas Angkatan Jalan juncto Pasal 359 dan Pasal 360 KUHP.
"Ancamannya yang tertinggi dari pasal-pasal tersebut adalah enam tahun," sambung Matrius.
Dari pengakuan S, dirinya sudah berusaha untuk mengerem laju kendaraannya.
"Bener pak sudah mengerem, rem saya enggak kuat," katanya.