S mengaku ambil lajur kanan karena menduga rekannya HD sudah jauh.
"Saya enggak tahu temen saya sudah kebalik, saya enggak tahu," kata S.
S mengungkapkan kenapa truknya tidak bisa mengerem sehingga menabrak kendaraan di depannya.
Baca: Kesaksian Korban Selamat Kecelakaan Beruntun Tol Cipularang: Mobil Saya Loss, Setir Saya Loss
Baca: Alasan Kuat 2 Sopir Dump Truck Jadi Tersangka Penyebab Kecelakaan Maut Tol Cipularang
"Karena jalan menurun dan muatan, Pak. Bener saya sudah oper gigi dari enam, lima dan seterusnya tapi enggak bisa nahan," katanya.
Sementara itu, Kapolres Purwakarta AKBP Matrius menjelaskan, hasil penyelidikan dua dump truck yang mengangkut tanah melebihi muatan.
"Untuk DH statusnya gugur secara hukum karena meninggal dunia," ujarnya.
Di sisi lain, polisi juga mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi jenazah korban kecelakaan di Tol Cipularang yang terbakar.
Kabid Yandokpol RS Polri Kombes Agung Widjajanto mengatakan, kondisi jasad tersebut jadi kendala tersendiri dalam proses identifikasi.
"Jadi wujudnya itu sudah tak bisa dikenali lagi, umumnya seperti itu."
"Badan terbakar dan sebagainya menjadi kendala tersendiri dalam proses pemeriksaan," kata Agung saat dikonfirmasi, Rabu (4/9/2019).
Baca: Alami Kecelakaan di Tol Cipularang, 4 Artis Indonesia Ini Selamat dari Maut
Baca: Orang Tua Khansa, Mahasiswi S2 ITB yang Diduga Jadi Korban Kecelakaan Tol Cipularang Menangis
Ciri-ciri fisik yang melekat pada tubuh seperti tahi lalat dan tato, juga tak lagi terlihat lantaran terbakar saat kecelakaan.
Selain kondisi jasad, Agung menuturkan belum lengkapnya data antemortem atau data medis sebelum kematian dari keluarga korban, ikut menghambat identifikasi.
"Waktu yang diperlukan tidak hanya tergantung kesulitan atau kondisi mayat itu sendiri."
"Tapi juga seberapa lama kita bisa mendapatkan data tentang orang hilang. Sidik jari, gigi, DNA," paparnya.