Saksi kunci dalam kasus tersebut pedagang angkringan Imam dan bekas karyawan Yuli ikut dihadirkan dalam rekontruksi tersebut.
Saksi kasus tersebut, Imam (17) mengaku, sempat dicurhati Muhammad Husen yang akan membunuh bosnya alias korban.
Pengakuannya, sempat memberi nasihat supaya tidak melakukan perbuatan tersebut.
Namun, saran dari Imam tak diindahkan.
"Saya pesan ke dia, jangan gitu nanti urusan belakang bisa panjang tapi dia (husen) diam saja," papar Imam di lokasi kejadian.
Menurutnya, alasan Husen membunuh bosnya lantaran sakit hati akibat sering dipukuli dan dimarahi.
Baca juga: Kronologi Pembunuhan Bos Air Isi Ulang Galon di Semarang Versi Pelaku, Mayat Dicor di Hari Berbeda
Hanya saja, ia tidak pernah menjumpai hal itu secara langsung.
"Tak lama cerita, habis itu benar kejadian," sambungnya.
Sesudah membunuh korban, Husen mendatangi Imam yang sedang mencuci gelas di warung angkringan.
Husen bercerita habis eksekusi korban. Reaksi Imam ketika itu kaget. Namun, dianggap santai saja oleh Husen. "Mas Husen bilang , rapopo kuwi urusanku (tidak apa-apa, itu urusan saya)," paparnya.
Ia beralasan tidak lapor polisi selepas kejadian karena takut dan bingung.
Ketakutan Imam berupa ikut dibunuh pula oleh Husen.
Apalagi tidurnya juga di ruko dekat lokasi kejadian.
"Ruko tersebut berupa pintu rolling door sehingga bisa dibuka dari luar.
Saya juga kalau tidur susah bangun, saya takut ketika tidur digituin (dibunuh)," jelasnya.
(TribunJateng.com/Iwan Arifianto)