Format Debat Belum Ketok Palu, KPU Bakal Panggil Ulang Timses Capres-Cawapres
KPU dalam waktu dekat bakal kembali berdiskusi dengan ketiga tim sukses pasangan calon presiden dan calon wakil presiden peserta Pilpres 2024.
Editor: Muhammad Zulfikar
"Apakah ini berhubungan dengan strategi pemenangan dari salah satu calon yang menghindari debat-debat publik seperti itu? atau ini ada skenario lain yang menguntungkan salah satu paslon? Mereka bertanya kepada saya seperti itu," sambung dia.
Anam mengaku tidak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut karena menurunya hal tersebut bukan kapasitasnya.Oleh karena itu menurutnya pertanyaan-pertanyaan tersebut penting dijawab dengan serius oleh KPU.
"Apalagi pertanyaan-pertanyaan masyarakat ini salah satunya timbul kecurigaan dengan konteks pemilu yang berlangsung saat ini. Itu penting menurut saya untuk direspons secara serius, secara lugas, secara terang benderang sehingga tidak ada syak wasangka, tidak ada mispersepsi dan sebagainya. Sehingga proses pemilu kita berjalan dengan baik," kata Anam.
Baginya selaku Direktur Kampanye TPN Ganjar Mahfud, pemilu harus dimaknai sebagai ruang perjumpaan antara calon pemimpin dan yang dipimpin yakni antara capres cawapres dengan masyarakatnya.
Hal tersebut, kata dia, dilakukan agar publik luas mengetahui langsung kapabilitas, integritas, kapasitas, penguasaan visi misi, dan mempertahankan visi misi di hadapan calon-calon yang lain."Ini penting untuk menyajikan berbagai informasi secara langsung kepada publik," kata Anam.
Masyarakat, kata Anam, juga tampak kehilangan antusiasme dalam menyaksikan debat pilpres nanti. Hal tersebut, kata Anam, tampak dari ekspresi yang disampaikan masyarakat kepadanya.
"Jadi mereka bilangnya, ya kalau formatnya kayak begini buat apa ditunggu melihat perdebatan itu. Nggak jadi penting lagi. Antusiasme ini ya mereka utarakan. Jadi, kalau yang tahun 2019 lebih baik, dan ini lebih buruk ya buat apa ditonton format debatnya?" kata Anam.
Ia berharap pertanyaan-pertanyaan yang syak wasangka juga menurunkan kualitas partisipasi masyarakat dalam proses pemilu kali ini mengingat esensi pemilu adalah angka partisipasi yang banyak oleh masyarakatnya.
Semakin rendah nilai partisipasi dan keterlibatan masyarakat dalam pemilu, lanjut dia, semakin kurang kualitas pemilu kita.
"Oleh karenanya memang keseriusan KPU menjawab ini, menjelaskan ini, terus harapan masyarakat yang memgembalikan lagi format debatnya seperti format pemilu sebelumnya bisa direspons dengan baik oleh KPU," kata Anam.
Baca juga: Debat Cawapres, Wakil Presiden Harus Siap Hadapi Tantangan Global
"Harapan besar ini adalah harapan publik secara luas. Kami semua yakin tim pemenangan Ganjar Mahfud maupun tim pemenangan yang lain juga berharap partisipasi publik dalam pemilu saat ini itu besar. Oleh karenanya, kekecewaan masyarakat, pertanyaan yang penuh curiga oleh masyarakat dan ekspresi antusiasme yang menurun ini direspons dengan serius oleh rekan-rekan di KPU," sambung dia.
Selain itu, kata Anam, dalam kunjungannya ke dua kota tersebut masyarakat juga menyampaikan antusiasimenya mengikuti proses pemilu kali ini. Mereka, kata Anam, melihat berbagai proses dalam pemilu saat ini berbeda dengan pemilu sebelum-sebelumnya.
"Termasuk juga ketika ada proses pasca Mahkamah Kontitusi. Termasuk juga jargon-jargon pemilu yang dipilih, gimmick-gimmick pemilu yang dipilih. Mereka antusias melihatnya," kata dia.
"Mereka juga antusias untuk menunggu dan memyaksikan langsung debat Capres dan Cawapres. Antusiasme ini mereka sampaikan dan menurut saya, ini satu proses yang baik untuk kita semua. KPU, peserta Pemilu, dan masyarakat luas. Ini proses yang baik," sambung dia.(Tribun Network/gta/riz/mam/wly)