Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ganjar Pranowo: Saya Tidak Stres, Pilpres Sudah Selesai Maka Kembalilah pada Habitatnya

Ganjar mengaku telah berkomunikasi dengan para relawan pendukungnya untuk tetap menjaga silahturahmi dan kembali berkegiatan di masyarakat.

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Ganjar Pranowo: Saya Tidak Stres, Pilpres Sudah Selesai Maka Kembalilah pada Habitatnya
Tribunnews/Fersianus Waku
Ganjar Pranowo. Ia mengaku telah berkomunikasi dengan para relawan pendukungnya untuk tetap menjaga silahturahmi dan kembali berkegiatan di masyarakat. 

Pak Ganjar, kalau boleh saya tahu satu saja di antara seluruh proses yang Pak Ganjar alami, yang paling, paling tidak bisa dilupakan apa Pak? Satu saja.

Banyak Mas, saya sering kampanye tidur di rumah penduduk. Itu nggak bisa dilupakan Mas.

Karena obrolannya begitu cair, mereka menyampaikan sesuatu tanpa beban gitu ya. Terus, ada yang satu luar biasa Mas ceritanya, ibu-ibu itu, dia mengikhlaskan tempat tidurnya dipakai saya. Jadi saya pakai, dan beliau pindah ke kamar lain.

Dan di situ, apa, tempatnya sangat sederhana, dipakai kelambu, kayak di desa biasanya gitu ya. Dikotong gitu Pak. Pakai kelambu gitu, terus kami tidur.

Dan pada saat saya tidur, persis menghadap ke depan itu, itu ada salib besar gitu. Dan ternyata beliau Katolik gitu ya. Sehingga saya merasakan sesuatu, satu penghormatan beliau kepada tamu, sampai kemudian dibersihkan tempatnya, saya disuruh menggunakan tempat tidur beliau, beliau pindah ke tempat keluarganya, itu cerita-cerita yang menurut saya menarik.

Setiap kali kami tidur di rumah penduduk, seribu cerita ada di sana Mas. Makanya kalau mencari satu saja, kesulitan karena terlalu banyak cerita menarik.

Pak Ganjar apa nggak punya rencana seluruh pengalaman yang luar biasa itu tertuang dalam sebuah dokumentasi tertentu, misalkan dalam bentuk buku, atau film pendek, atau apapun begitu Pak?

Berita Rekomendasi

Ini pertanyaan bagus Mas Febby. Dan saya sudah meminta, sehingga proses kampanye ada albumnya, proses di MK ada albumnya, dan saya sudah meminta beberapa kawan dan kawan-kawan setuju, dari seluruh pengalaman yang dia lihat, ya ada tim kampanye dia menuliskan sendiri, ada filmmaker yang akan membuat juga, kemudian buku-buku ini variannya banyak Mas, bukunya Mas. Jadi saya senang apa yang disampaikan pertanyaan Mas Febby ini betul, dan itu legacy saya kira yang bisa saya tulis, nggak tahu nanti bermanfaat atau tidak, tapi realitas yang saya hadapi, apa-apa yang ada di lapangan itu, rasanya penting gitu ya, untuk dituliskan dalam buku atau film.

Setelah kan kemarin saya sampaikan, Mas, ini mesti dimasukkan ke Netflix gitu katanya.

Jadi Netflix Disney itu penting. Mohon maaf saya sebut merek ini, tapi anak-anak muda memang ada di situ.

Pak Ganjar, dari seluruh perjalanan ini, pasti sebagai seorang manusia, Pak Ganjar pasti pernah mengalami stres tinggi, apalagi ini urusannya politik. Pak, banyak orang ingin tahu, bagaimana Bapak mengelola stres sebagai capres yang harus berkeliling, dan menghadapi berbagai manouver politik yang menurut saya tidak ecek-ecek gitu. Silahkan Pak?

Iya, satu mengatur jadwal, dua komunikasi.

Maka tim saya, saya minta untuk selalu membaca medsos, meskipun kita tidak meng-cover. Sampai hari ini, Mas Febby, WA saya masih ada 3.000 sekian. Kalau saya baca, boleh saya buka ini, WA yang ada di tempat saya.

Masih ada 3.388. Dan ini bulan yang paling lama, itu bulan Juni tahun lalu. Nah sekarang, saya punya waktu untuk membalas satu per satu, mulai dari 9.000, turun ke 7.000, ke 5.000. Sekarang tinggal 3.000 sekian. Jadi, saya coba komunikasi itu, cara kami mengelola.

Ya, kadang-kadang memang jenuh, karena sampai malam kok nggak habis-habis gitu ya. Mungkin stresnya karena lelah jawabin gitu. Tapi yang lain-lain, kawan-kawan mencoba membantu.

Hanya, saya ini kan berpuluh-puluh ini sudah lama, Mas Febby, Jadi pengalaman ini pernah lah. Dua kali di DPR, mengalami kampanye seperti ini, meskipun nggak di DPR kan temannya banyak ya.

Dua kali di gubernur, ya so-solah di gubernur, cuman karena wilayahnya lebih kecil, mungkin lebih manageable gitu ya. Nah ini memang lebih gede. Dan dunianya internasional.

Jadi, kadang-kadang saya tidak tahu persis apa yang mesti dijawab, karena butuh data, butuh diksi pilihan, pilihan diksi yang baik, maka seringkali dibantu oleh kawan-kawan tim. Cerita ekonomi, cerita polugri, cerita masalah hukum, sosial, pendidikan, kebudayaan. Kami kadang-kadang ketemu dengan para seniman, budayawan ya, untuk, ini gimana sih menurut teman-teman gitu.

Dan kami dibantu itu. Itu cara mengelola biar stresnya terbantu.

Mas Ganjar, ini mungkin pertanyaan terakhir. Pamungkas, ini ada beberapa sub-pertanyaan. Yang pertama Pak, apakah Bapak tidak merasa shock ketika Kian kesini, itu elektabilitas Pak Ganjar tuh dulunya tinggi banget, turun-turun-turun-turun sampai kepada posisi sekitar 16 persen. Dan yang sub kedua, menurut Pak Ganjar, apa sih yang bisa dipetik dari turunnya elektabilitas sampai Bapak berada di posisi 16 persen? Dan terakhir, apa pesan Bapak kepada para pendukung Bapak? Silakan Pak?

Yang pertama, tidak. Saya tidak stres. Loh wong ini terprediksi kok, Mas.

Maka proses di MK itu kan menceritakan cerita cawe-cawe, cerita Bansos, cerita money politik, cerita intimidasi. Jadi terprediksi. Bahkan kemudian poster yang keluarkan sama nilainya. Jadi sama. Jadi saya tidak terkejut. Kita kan menerti punya informasi intelijen juga.

Jadi kalau saya, oh ini akan berat ke depan karena angka seperti ini.

Yang kedua, angka-angka itu, asumsilah angka 16 persen yang dari KPU itulah adanya, tidak apa-apa. Sehingga kalau angkanya kurang lebih 20 juta, setidaknya mereka ini militan.

Setidaknya mereka ini mungkin tidak dalam bagian yang menerimakan bansos, manoy politik, atau tahan dalam sebuah tekanan. Ini adalah partai-partai atau pendukung partai yang hebat. Relawan-relawan yang hebat.

Maka saya selalu berterima kasih kepada kawan-kawan partai pengusung, pendukung, TPN, TKD, semuanya. (Tribun Network/ Yuda).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas